Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi IV DPR Hermanto mengatakan, tekad Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio yang akan mengerahkan 147 kapal perang TNI AL untuk memberantas “illegal fishing” atau penangkapan ikan secara ilegal.
“Kita berharap kurang optimalnya kinerja TNI AL dalam menindak pelaku ‘illegal fishing’ di masa lalu, karena ketiadaan bahan bakar tidak terulang kembali di masa mendatang,” kata Hermanto, Kamis (4/12).
Hermanto meminta agar pengawasan kedaulatan NKRI di laut tidak lagi lemah karena alasan tidak ada bahan bakar “KSAL juga mengaku, selama ini ada hambatan untuk tugas tersebut terutama terkait anggaran pemenuhan kebutuhan bahan bakar. Namun kini, hambatan tersebut sudah teratasi. Anggaran untuk hal itu sudah masuk dalam APBN 2015,” ungkapnya.
Badan Pangan Dunia (FAO) mencatat, kerugian Indonesia per tahun akibat “illegal fishing” Rp30 triliun. Namun Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai angka itu masih terlalu kecil.
“Menurut hitung-hitungannya, akibat ‘illegal fishing’, kerugian Indonesia per tahun bisa mencapai 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp240 triiun,” lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Wakil rakyat yang menyadang gelar doktor, sarjana ekonomi dan magister manajemen tersebut berpendapat, selama ini negara seolah tidak berdaya menghadapi “illegal fishing”.
“Kita tahu dan mengakui ada ‘illegal fishing’. Kita tahu kerugian negara akibat ‘illegal fishing’ sangat besar. Namun sejauh ini langkah-langkah yang kita lakukan untuk mengatasinya belum berhasil secara signifikan,” katanya.
Menurut dia, upaya-upaya untuk mengatasi memang telah dilakukan. “Kapal asing pelaku illegal fishing yang bebas masuk perairan Indonesia perlu pengawasan dan tindakan tegas.
“Ada yang berhasil ditangkap. Namun kapal yang tidak berhasil ditangkap jauh lebih banyak. Makanya angka ‘illegal fishing’ masih tetap tinggi,” tutur anggota Komisi IV DPR RI tersebut.
“Ke depan, setelah negara mencukupi kebutuhan bahan bakar untuk kapal patroli maka diharapkan TNI AL bisa bekerja secara optimal dalam membantu menekan angka illegal fishing secara signifikan,” demikian Hermanto.

Artikel ini ditulis oleh: