Jakarta, Aktual.co — Pengamat olahraga, Anton Sanjoyo mengungkapkan bahwa, untuk bisa meningkatkan prestasi olahraga Indonesia, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.

Anton mencontohkan bagaimana Tiongkok bisa menjuarai Olimpiade 2008, karena negeri Tirai Bambu itu, sudah mempersiapkan diri selama delapan tahun sebelumnya.

Salah satu persiapan yang dilakukan Tiongkok, kata Anton, adalah mengirim mahasiswa “gadungan” ke universitas-universitas terkenal di Inggris.

“Mereka (Tiongkok) mengintip kekuatan lawan. Mulai dari metode berlatih, perekrutan atlet dan pelatih sampai kepada asupan gizi yang diberikan,” kata Anton dalam diskusi di gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12).

“Bukan hanya itu, Tiongkok juga memantau bagaimana Inggris mengidentifikasi kekuatan lawannya,” tambahnya.

Sementara itu, Koordinator Olahraga Terukur dari Satlak Prima, Hadi Wihardja, lebih melihat dari segi teknis keberhasilan suatu bangsa dalam kejuaraan nasional maupun internasional. Dicontohkan Hadi, bagaimana prestasi cabang olahraga (cabor) angkat besi Indonesia bisa bersinar.

Disampaikan Hadi, cabor-cabor lain bisa mencontoh bagaimana cara kerja para pelatih atlet angkat besi Indonesia.

“Pelatih angkat besi semuanya mantan atlet. Jadi mereka tahu seluk beluk cabor yang dipegangnya. Selain itu, para pelatih juga punya sikap dewasa. Mereka menerima semua kritikan. Dan yang terpenting ada standarisasi pelatih. Siapa pegang siapa, mereka tahu detail lawan atlet yang diasuhnya,” ungkap Hadi.

Pernyataam kedua praktisi olahraga Indonesia itu, dilontarkan ketika menjadi pembicara dalam acara diskusi Kamisan (Kumis) Kemenpora, yang hari ini baru pertama kali dibuka, dengan tema “Sport Intelegent”.

Menanggapi hal tersebut, Sesmenpora, Alfitra Salam mengungkapkan dukungannya agar program “sport Intelegent” segera dilaksanakan. Dirinya berjanji bahwa pihak Kemenpora akan memfasilitasi program tersebut.

“Kami (Kemenpora) juga kedodoran masalah data, baik data atlet maupun kekuatan lawan. Makanya program “sport intelegent” harus dilakukan. Kami akan memfasilitasinya,” kata Alfitra.

Artikel ini ditulis oleh: