Jakarta, Aktual.co — Polres Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menyelidiki kasus kematian ibu rumah tangga, Deby Ayunda Sari (25) yang diduga bunuh diri.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Penajam Paser Utara Iptu Junaidi mengatakan, korban meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo Balikpaan setelah sebelumnya ditemukan dalam kondisi kritis di rumahnya di kompleks perumahan Raya Indah Blok P, Selasa (2/12).
“Deby itu ditemukan dalam kondisi kritis di rumahnya diduga akibat meminum satu gelas cairan pembersih lantai. Dia (Deby) merupakan istri anggota Polsek Penajam,” kata Junaidi, Rabu (4/12).
Dia mengatakan penyidik Polres Penajam Paser Utara masih mendalami kemungkinan istri anggota polisi itu nekad mengakhiri hidupnya akibat mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
“Motifnya masih diselidiki. Tapi, dugaan sementara, dia itu nekad mengakhiri hidupnya dengan meminum cairan pembersih lantai akibat KDRT. Namun kemungkinan itu masih perlu didalami.”
Mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, kata dia, Briptu DN, suami Deby ini diamankan di Mapolres Penajam Paser Utara. “Jika dugaan adanya KDRT terbukti, maka yang bersangkutan dapat dijerat pasal 45 ayat 1 Jo pasal 5 huruf b Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2004, tentang kekerasan dalam rumah tanggga dengan ancaman maksimal 3 tahun penjara.”
Dia mengatakan, sebelum meninggal Deby sempat dibawa suaminya ke RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, menurut Junaidi, akibat kondisinya semakin memburuk, dia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kanudjoso Djatiwibowo, tetapi dalam perjalanan korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Deby dimakamkan di pemakaman umum Kelurahan Gunung Steleng, Rabu, sekitar pukul 09.00 WITA. Sebelum ditemukan dalam kondisi sekarat,  Deby sempat mengunggah puisi yang menggambarkan curahan hatinya di media sosial.
Syair dalam puisi tersebut, seakan menggambarkan isi hati Deby terkait masalah yang dihadapinya. Dalam puisi tersebut, Deby menuliskan “Kurindukan kesendirian yang dulu, sepi karena memang sendiri, bukan sepi dalam kebersamaan seperti ini”.
Diakhir puisinya, Deby itu menggambarkan ingin keluar dari masalah yang dihadapi dengan bait puisi berbunyi “Sampai kapan aku akan bertahan. Ataukah ini saatnya aku harus memutuskan dan memilih pergi”.
Sementara, Amir, ayah Deby mengaku tidak menyangka anaknya nekad mengakhiri hidupnya dengan cara meminum cairan pembersih lantai.
Selama ini, kata dia, anaknya tersebut tidak menunjukkan gelagat ada masalah rumah tangga yang dihadapi sehingga dia menilai ada kejanggalan atas kematian Deby.
“Kami serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian. Kematian Deby harus diselesaikan secara hukum karena kami melihat ada kejanggalan. Selama ini ia tidak terlihat memiliki masalah dan dalam keluarga kami tidak ada riwayat kasus bunuh diri,”  kata dia. 

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu