Jakarta, Aktual.co — Pakar energi dari Universitas Indonesia, Prof. Iwa Garniwa menilai pemerintah telah melakukan kebohongan publik terkait kerjasama Goverment to Goverment dengan Sonangol EP. Pasalnya, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said sebelum kontrak ditandatangani sudah melakukan pencitraan ke publik dengan mengatakan ada diskon USD15bbl atau penghematan Rp30 miliar per hari.

“Pemerintah Indonesia bisa saja mendapat diskon dengan membeli minyak Goverment to Goverment. Namun Angola itu masuk dalam anggota pengekspor minyak, artinya mereka juga terikat dengan harga pasar dunia,” ujar Iwa di Jakarta, Selasa (2/12).

Diskon kerjasama itu dapat terjadi jika kerjasama benar-benar Goverment to Goverment, artinya yang memberikan diskon adalah pemerintah. Sedangkan sebagai anggota OPEC, Angola tidak bisa serta merta menurunkan harga di bawah harga pasar minyak dunia.

“Diskon itu ada dalam kebijakan antar negara (Pemerintah). Jika Angola tidak termasuk dari anggota OPEC, dia bisa memberikan diskon. Pasalnya, Angola adalah anggota OPEC,” tegasnya.

Menurutnya, sebagai tokoh publik, seharusnya menteri ESDM dan menteri BUMN berhati-hati dengan sikap dan pernyataannya, pasalnya itu mewakili jajaran di bawahnya seperti Pertamina.

“Pernyataan mereka mewakili jajajaran di bawahnya. Kalau pernyataan Presiden dan Menteri tidak bisa dipercaya bakal susah juga jajaran di bawahnya,” tegasnya.

“Situasi yang terjadi sekarang, ada perbedaan antara Pertamina, Menteri BUMN dan Menteri ESDM. Siapa yang melakukan kesalahan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pembelian dan kerjasama Minyak Impor Asal Senangol yang diberitakan dan disampaikan ke publik oleh Surya Paloh dan Rini Soemarno, Sudirman Said, bahwa Indonesia dalam hal ini Pertamania akan mendapatkan harga lebih murah dengan diskon USD 15/bbl dari Market Price.

Akan tetapi, hal berbeda terliat dari respons teknis oleh Senangol Asia per tanggal 20 November 2014 , menjawab surat Pertamina, per tanggal 18 November 2014 mengenai “Counter To The Proposed Contractual Volume 2015” dimana Senangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon USD 15 /bbl tidak dapat diberikan dan masih mengacu ke ke  normal-market price.

Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Sonangol ini dikuasai oleh oleh konglomerasi China yang diketahui bernama Sam Pa. Sam Pa dianggap media-media Barat sebagai pemilik CIF. Di Angola, tangannya melalui China Sonangol. Dan Sam Pa ini memiliki koneksi sangat kuat dengan para kepala negara di Afrika dan Amerika Latin

Artikel ini ditulis oleh:

Eka