Jakarta, Aktual.co —  Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan data inflasi pada November 2014 sebesar 1,50 persen. Dengan demikian, inflasi secara tahunan adalah 6,23 persen, dan inflasi sepanjang Januari-November 2014 tercatat 5,75 persen.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan inflasi pada November 2014 ini banyak dipengaruhi oleh kenaikkan harga BBM bersubsidi. Meskipun, menurutnya dampak tersebut hanya berlaku pada 12 hari terakhir di bulan November.

“Bensin andil inflasi 0,47 persen perubahan harga 12,18 persn. Ini karena kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM sebesar Rp2.000/liter. Namun tidak seuruh kota mengalami hal yang sama, karena ada penurunan harga untuk BBM non-subsidi,” ujar Suryamin di Kantor BPS Jakarta, Senin (1/12).

Selain itu, ada beberapa komoditas yang menambah angka inflasi, seperti cabai merah, cabai rawit, dan beras. Cabai merah mengalami kenaikan harga sampai 44,9 persen akibat kekurangan produksi.

“Harga cabai rawit naik sampai 65,49 persen akibat kekurangan produksi juga. Beras menyumbang inflasi dengan kenaikkan harga 1,47 persen karena masa paceklik,” pungkasnya..

Diluar komditi pangan, pengeluaran lain yang menumbang inflasi antara lain tarif listrik yang naik 1,17 persen akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), biaya administrasi transfer uang naik 30 persen, dan biaya administrasi kartu ATM naik 27,77 persen akibat kebijakan perbankan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka