Jakarta, Aktual.co —Meski sudah mengajukan tiga calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, namun Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama belum bisa menentukan pilihan nama yang bakal dipilih untuk mendampinginya memimpin DKI Jakarta. 
Dari tiga nama itu, dua di antaranya berasal dari PDI-P. Yakni Boy Sadikin dan Djarot Syaiful Hidayat. Sedangkan satu nama lagi berasal dari PNS Pemprov DKI, Sarwo Handayani.
“Kita gak tau PDI-P mau kasih siapa. Di PDI-P ada tradisi kalau kita minta orangnya langsung, dia gak berani bilang iya atau tidak sampai benar-benar diutus oleh partai,” ujarnya di Balaikota DKI, Senin (1/12).
Namun di antara ketiga nama itu, Ahok mengaku lebih condong memilih Djarot. 
“Kalau PDIP izinkan Pak Boy, ya saya pilih Bu Yani karena lebih berpengalaman. Tapi kalau Pak Djarot yang diizinkan ya saya pilih Pak Djarot (dibandingkan Bu Yani),” ujarnya.
Alasan Ahok condong memilih Djarot, lantaran saat menjabat sebagai Walikota Blitar dia termasuk ke dalam Walikota terbaik versi Majalah Tempo. Dengan berbagai program yang dicanangkannya seperti bedah rumah dan revitalisasi pasar.
“Gaya dia soft, bagus dan lebih teruji.”
Diberitakan sebelumnya, Ahok yang sebelumnya getol menyebut-nyebut nama Sarwo sebagai cawagubnya, justru di akhir-akhir berbalik 180 derajat.  Ahok mengaku meragukan ketegasan Ketua TGUPP DKI itu. 
Menurutnya, latar belakang Sarwo yang pegawai PNS DKI akan ragu bertindak tegas terhadap pegawai Pemprov DKI karena sebelumnya sudah saling mengenal. “Bu Yani sudah teruji baik kerja, tapi belum teruji jadi wagub,” kata Ahok, di Jakarta, Sabtu (29/11) lalu.
Ketimbang memilih Yani, Ahok dikabarkan justru memilih mantan Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat, sebagai calon pendampingnya di DKI.

Artikel ini ditulis oleh: