Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —Agama di ruang publik adalah topik diskusi yang tiada habisnya, terutama mengenai bagaimana agama berperan dalam perubahan sosial, dalam hal ini perubahan sosial di bidang kebersihan.
Slogan “kebersihan adalah sebagian dari iman” merupakan kalimat yang cukup terkenal dan mudah dijumpai di mana saja, terutama di ruang-ruang publik seperti taman kota, tempat sampah, stasiun, dan terminal.
Namun slogan tersebut nyatanya belum mampu diwujudkan di sebagian besar daerah di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. Menilik dari data Dinas Kebersihan setempat, volume sampah di Ibukota mencapai 6.500 ton per hari yang sebagian besar dibuang sembarangan di jalan-jalan, kali, dan taman-taman kota.
Hal tersebut menjadi sebuah keprihatinan tersendiri baik bagi Dinas Kebersihan DKI, komunitas-komunitas yang bergerak di bidang kebersihan dan pemeliharaan lingkungan, serta bagi lembaga lintas agama seperti Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).
Ketua Umum ICRP Musdah Mulia mengatakan sampah merupakan persoalan semua umat beragama yang harus mulai ditindaklanjuti melalui sebuah kesadaran bahwa iman seseorang hanya bisa terbukti bila dirinya bersih.
“Untuk menyikapi persoalan kebersihan ini perlu adanya reinterpretasi agama, yaitu memaknai agama, iman, dan ibadah sebagai sesuatu yang sepenuhnya berdampak positif bagi kemanusiaan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/11).
Ibadah, katanya, selama ini hanya dianggap sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan seperti shalat, puasa, berzakat. Namun ibadah sejatinya adalah semua hal yang dilakukan agar berdampak positif bagi sesama, seperti membuang sampah pada tempatnya agar tidak mencemari lingkungan tempat di mana manusia bersama-sama tinggal.
Sependapat dengan Musdah, anggota Majelis Nasional Baha’i Indonesia Nabil Samandari mengatakan bahwa menurut ajaran agama Baha’i, menyembah bukan hanya berdoa atau membaca kitab suci tetapi yang paling penting adalah mengamalkan hal-hal positif kepada manusia dan lingkungan.
“Saya rasa manusia normal tidak menyukai lingkungan kotor, oleh karena itu kebersihan adalah sifat kebajikan yang dikedepankan dalam ajaran Baha’i,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid