Banda Aceh, Aktual.co —Sebanyak 5.005 penari mempertunjukkan kebolehannya dalam tari saman di Stadion Seribu Bukit, Gayo Lues, Senin (24/11).

Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Saman. Tampak hadir Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf, Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim dan sejumlah kepala dinas. Acara itu disaksikan ratusan orang yang memadati stadion tersebut.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf menyatakan sangat setuju 24 November dijadikan Hari Saman. Hal itu seiring dengan pemberian sertifikat dari United United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), yang menyatakan bahwa Tari Saman  merupakan warisan budaya asli dari Gayo Lues.

“Ini harus kita syukuri dan kita lestarikan,” sebut Muzakkir yang akrab disapa Mualem ini.

Indonesia, sambung Mualem mendapat enam pengakuan dari Unesco untuk warisan budaya kategori tak benda, yaitu  Wayang, Keris, kain Batik, Angklung, Subak di Bali dan Tari Saman. Pengakuan Unesco untuk Tari Saman ini disampaikan dalam sebuah pertemuan di Bali pada 24 November 2011 atau tiga tahun lalu.

Muzakkir Manaf mengaku sangat menyukai Tari Saman. Dia menyatakan, sangat sulit menyatukan rentak tangan agar bersama dengan penari lainnya. “Banyangkan, hari ini ribuan penari tampil. Itu bukan pekerjaan mudah. Saya sangat mengapresiasi acara Tari Saman massal ini,” ujarnya.

Sekadar diketahui, sejarah Tari Saman sangat erat kaitannya dengan sejarah penyebaran agama Islam di Aceh. Tari ini disebut Tari Saman karena  diciptakan seorang Ulama bernama Syekh Saman pada abad 14 Masehi.

Awalnya  tarian ini merupakan permainan rakyat yang kerap ditampilkan dalam pesta adat dan budaya di tanah Gayo. Karena sangat menarik, tari ini kemudian dikembangkan oleh penciptnya dengan diperkaya syair dan pujian kepada Allah SWT dan kemudian digunakan sebagai media syiar Islam.

Seiring perkembangan zaman, Tari Saman kini menjadi salah satu seni budaya yang banyak dipelajari di sekolah-sekolah. Bukan hanya di Aceh, tapi juga di luar Aceh dan bahkan di luar negeri.  Begitu menariknya, sehingga Tari Saman kerap  menjadi ikon Indonesia dalam berbagai festival budaya dunia. “Kami komit menjaga kelestarian Saman,” pungkas Muzakkir.

Artikel ini ditulis oleh: