Jakarta, Aktual.co — Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menyambut baik sikap pemerintah menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina.

“Sesuai Pasal 28 Ayat 9 dan Ayat 10 PP No.35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Hulu Migas, kami mendesak Menteri ESDM agar segera menerbitkan peraturan atau ketetapan perihal penyerahan pengelolaan Blok Mahakam,” ujar Marwan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (24/11).

Penerbitan peraturan menteri dibutuhkan agar dapat memberikan kepastian bagi bagi publik dan seluruh pihak terkait, serta dapat pula mencegah upaya berbagai pihak yang masih menginginkan Total dan Inpex untuk mengelola dan memiliki saham di Blok Mahakam.

Dua opsi mekanisme pengelolaan Blok Mahakam setelah 2017 yaitu dilakukan sendiri oleh Pertamina, dan opsi kedua bekerja sama dengan pengelola lama, yakni Total E&P Indonesie, dengan skema yang menguntungkan bagi negara.  Penawaran dua opsi pengelolaan menyisakan berbagai spekulasi yang dapat mengurangi keuntungan optimal bagi negara.

“IRESS meminta agar KESDM langsung menetapkan Pertamina sebagai pengelola tunggal Blok Mahakam, 100%, tanpa menawarkan opsi kedua yang masih membuka kesempatan pemilikan saham bagi Total dan Inpex,” sambungnya.

Dengan demikian seluruh keuntungan dari pengelolaan blok migas Mahakam akan menjadi milik negara, sebab 100% saham Pertamina adalah milik negara.

Selama ini Total dan Inpex telah menikmati keuntungan yang sangat besar dari bonanza Mahakam, berupa tingkat keuntungan, IRR, sebesar 28%, dibanding IRR 12-18% yang berlaku umum pada blok-blok migas lain.
“Bonanza bagi Total dan Inpex is enough! Dengan begitu, pernyataan Widhyawan yang meminta untuk tetap menyertakan Total dan Inpex atas dasar rasa keadilan atau rasa terima kasih menjadi sangat tidak relevan,” tegasnya.

Menurutnya, KKS Blok Mahakam telah disusun dan dijalankan sesuai prinsip-prinsip yang berlaku secara global, sehingga aspek “feeling”, perasaan hati, tidak layak jadi penentu dalam pengambilan keputusan.

Selama lebih dari 2 tahun rakyat menunggu keputusan Menteri ESDM Jero Wacik yang gagal menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina pada 2017, karena “terpengaruh” dan lebih memihak asing.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka