Jakarta, Aktual.co —Satu wabah telah menewaskan 40 orang dari 119 kasus yang dikonfirmasi di Madagaskar sejak akhir Agustus dan ada risiko penyakit tersebut menyebar dengan cepat di ibu kota, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jumat (21/11).
Sejauh ini dua kasus dan satu kematian telah dicatat di ibu kota Antananarivo, tetapi angka-angka itu bisa melonjak dengan cepat karena “kepadatan penduduk yang tinggi di kota ini menjadikan kelemahan sistem kesehatan”, kata WHO memperingatkan.
“Situasi ini semakin rumit oleh tingginya tingkat resistensi terhadap deltametrin (insektisida yang digunakan untuk mengontrol kutu) yang telah diterapkan di negara ini,” tambahnya.
Wabah itu adalah penyakit bakteri, terutama menyebar dari satu hewan pengerat lain oleh kutu. Manusia digigit oleh kutu yang terinfeksi biasanya mengembangkan membentuk pes wabah yang membengkakkan getah bening dan dapat diobati dengan antibiotik, kata WHO.
Jika bakteri mencapai paru-paru, pasien mengembangkan pneumonia (wabah pneumonia), yang ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan terinfeksi menyebar melalui batuk.
Sekarang “salah satu penyakit menular paling mematikan” dan dapat membunuh orang dalam waktu 24 jam. Dua persen dari kasus yang dilaporkan di Madagaskar sejauh ini telah menjadi kasus pneumonia, tambahnya.
Kasus ini pertama kali diketahui dari wabah adalah ketika seorang pria dari Desa Soamahatamana di Kabupaten Tsiroanomandidy, diidentifikasi pada 31 Agustus. Dia meninggal pada 3 September dan otoritas diberitahu WHO wabah itu pada 4 November, kata badan itu.
WHO mengatakan pihaknya tidak merekomendasikan perdagangan atau perjalanan ke pembatasan berdasarkan informasi yang tersedia tentang wabah tersebut.
Wabah itu terakhir diketahui sebelumnya terjadi di Peru pada Agustus 2010, menurut WHO.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid