Jakarta, Aktual.co —Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GMP) gelar aksi menolak kenaikan BBM bersubsidi di depan Istana Negara di Jalan Merdeka Utara Jakarta Pusat. 
Mereka menolak kenaikan BBM karena menganggap itu merupakan kebijakan neolib yang menyengsarakan rakyat.
Pengurus Pusat GMP, Ricky Fattamazaya dalam orasinya mengatakan sejatinya kenaikan BBM atau secara lebih luas  menghapus subsidi adalah perjanjian khianat pemerintah sekarang dengan pemerintah sebelumnya. Dengan naiknya BBM bersubsidi, kata dia, maka liberalisasi telah sempurna dilakukan di sektor hulu migas. 
Jika di sektor hilir diliberalisasikan maka dengan itu penguasa migas dan asing makin mencengkeram kokoh. 
“Ini menegaskan bahwa rezim Jokowi -JK adalah jongos asing yang tunduk kepada asing, pro asing dan bukan pro kepada rakyat,” kata dia.
Padahal, kata dia, begitu banyak pos-pos anggaran di APBN. “Tapi kenapa anggaran subsidi BBM yang selalu menjadi “Kambing Hitam”. Kenapa subsidi BBM yang selalu dikurangi dan dianggap pemborosan.”
Dengan begitu dia menilai keputusan menaikan BBM menunjukkan bahwa Indonesia tidak akan bebas dengan sistem kapitalis dan penjajahan moderen kepada rakyatnya sendiri. 
Hingga saat ini mahasiwa dengan gabungan BEM se-Jakarta dan Buruh dari KSPI masih melakukan orasinya bergantian dengan tuntutan yang sama.

Artikel ini ditulis oleh: