Jakarta, Aktual.co — Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamuddin Daeng menyebut, keinginan pemerintah dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) semata-mata hanya untuk memenuhi keinginan rezim internal Rini Soemarno Inc.
Apalagi, sambung dia, seluruh jabatan pimpinan atau dirut BUMN berada di bawah genggaman Soemarno Inc. “Kita sudah tahu semua argumen dasar ini, bahwa penaikan BBM itu dasarnya adalah keinginan rezim internal untuk melakukan imbalisasi sektor migas,” kata dia di Jakarta, Minggu (16/11).
Dia menyebut, dalam hal ini pun pemerintah hanya melakukan akal-akalan untuk melakukan penaikan harga BBM. Apalagi, sambung dia menguasai Pertamina berarti menguasai sumber uang terbesar di negara ini.
“Pertamina merupakan BUMN terbesar di Indonesia dengan revenue mencapai Rp 900 triliun setahun,” ungkapnya.
Sebelumnya, ada gelagat keluarga Soemarno untuk menguasai bisnis migas di tanah air. Ambisi Soemarno Inc menguasai bisnis migas nasional terbuka lebar sejak penempatan Rini Soemarno sebagai menteri BUMN. Seluruh jabatan pimpinan/dirut BUMN berada di bawah genggaman Soemarno Inc.
Posisi Dirut Pertamina yang kosong ditinggalkan Karen Agustiawan menjadi satu dari banyak BUMN yang ditarget dalam waktu dekat ini. Menteri Rini Soemarno mengungkapkan kementeriannya menyewa PT Daya Dimensi Indonesia sebagai pihak ketiga untuk melakukan fit and proper test calon Dirut Pertamina. Meski sudah dibatah oleh Rini, kencang kabar PT DDI adalah perusahaan assesor milik kerabatnya, Oengky Soemarno.
Hasil dari seleksi yang dilakukan PT DDI memperkuat kecurigaan. Nama-nama yang lolos seleksi ternyata adalah bagian dari bisnis atau setidak-tidaknya terkait jaringan Soemarno Inc, seperti Ahmad Faisal (mantan Dirut Niaga Pertamina era Ari Soemarno), Widhyawan (mantan Deputi SKK Migas-Stafsus Menteri ESDM Sudirman Said), dan dua kandidat lain yakni Budi Sadikin Mantan Dirut Mandiri, Rinaldi Firmansyah mantan Dirut Telkom.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu