Jakarta, Aktual.co —  Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengkritik keras rencana Pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebuah ironi ditengah turunnya harga minyak dunia turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir.

Menurut Ketua KAMMI Nasional Herdi, sikap pemerintah yang sedemikian rupa menunjukan bahwa Pemerintah bukan hanya tak bekerja baik, tapi juga membawa kebutuhan rakyat akan BBM pada persaingan bebas. Perusahaan minyak dunia kini banyak bercokol di tanah air. Maka jelas bahwa Kabinet Kerja tengah dinaungi oleh Neolib.

“Maka atas nama rakyat Indonesia menyampaikan tiga tuntutan rakyat (Tritura), pertama, menolak kenaikan harga BBM. Kedua, buang Menteri antek Neolib, Sofyan Djalil (Kemenko Perekonomian), Rini Soemarno (Menteri BUMN), dan Sudirman Said (Menteri ESDM). Ketiga, menuntut Pemerintah untuk menurunkan harga bahan pokok,” kata Herdi di Jakarta, Jumat (14/11).

KAMMI menilai pemerintah tidakmampu mengelola Sumber Daya Alam dan memberantas Mafia Migas, kemudian dibebankan pada rakyat dengan mengurangi subsidi BBM.

“Alasannya juga sangat klise, dengan alasan bahwa subsidi memicu defisit APBN,” ucap Herdi.

Herdi menyebut bahwa Pemerintah tidak layak menyalahkan defisit APBN karena beban dari subsidi BBM semata. Karena penyebab defisit APBN adalah penurunan target pendapatan negara yang tidak sebanding dengan kenaikan beban belanja negara.

“Defisit APBN itu bukan hanya karena beban dari subsidi BBM,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka