Jakarta, Aktual.co — Sebuah bom mobil meledak di dekat Kedutaan Besar Mesir di ibu kota Libya, Tripoli, Kamis (13/11). Namun sejauh ini tidak ada laporan tentang korban. 
Ledakan itu mengikuti serangkaian bom mobil pada Rabu terutama di kota-kota di bawah kendali yang diakui secara internasional oleh pemerintah, yang berbasis di timur kota Tobruk, yang menghadapi tantangan pemerintah saingan yang didirikan di Tripoli.
Seorang saksi mengatakan, bom itu sedikit merusak bangunan dan beberapa toko, tetapi tidak jelas apakah kedutaan Mesir itu juga terpukul.
Tidak ada rincian segera apakah kedutaan itu menjadi target bom atau apakah ada staf yang berada di bangunan itu.
Tiga tahun setelah jatuhnya Muammar Gaddafi, Libya terjebak dalam kerusuhan yang tumbuh ketika faksi-faksi bersenjata yang bersaing berupaya untuk merebut kekuasaan dan mengontrol atas sumber daya minyak negara anggota OPEC itu.
Salah satu faksi telah mengambil-alih Tripoli, menyiapkan sendiri pemerintahan dan parlemen serta memaksa parlemen terpilih dan Pemerintah Perdana Menteri Abdullah al-Thinni untuk beroperasi di kota Tobruk.
Kedua belah pihak telah secara rutin menuduh satu sama lain mencari dukungan dari kekuatan-kekuatan regional tetangga, dan banyak kedutaan serta staf kedutaan telah meninggalkan ibu kota setelah bentrokan bersenjata dan pengambilalihan kota di musim panas lalu.
Saingan pemerintah Thinni mengatakan tetangga Mesir telah memberikan dukungan kepada mantan jenderal tentara pemberontak Libya, Khalifa Haftar, yang memimpin kampanye untuk mengusir faksi Islam keluar dari kota timur Benghazi.
Musuhnya mengatakan dia telah menerima dukungan udara dari Mesir, yang khawatir tentang penyebaran pejuang garis keras Islam.
Upaya internasional yang dipimpin oleh PBB untuk menengahi antara faksi yang bertikai sejauh ini telah mampu menengahi gencatan senjata, atau membawa para pelaku bersenjata utama negara Afrika Utara itu ke meja perundingan.