Jakarta, Aktual.co — Mantan Manajer Olahraga Persija Jakarta, IGK Manila menilai, pertandingan “sepakbola gajah” yang ditampilkan oleh PSS Sleman dan PSIS Semarang, sarat akan kepentingan mafia.

Dikatakan pria berusia 72 tahun itu, dari pertandingan yang telah memalukan wajah Indonesia di dunia internasional itu, pasti ada yang mengambil keuntungan pada laga yang digelar di Stadion Sasana Krida Angkatan Udara, Yogyakarta pada Minggu (26/10) lalu.

“Itu pasti didalangi oleh mafia sepakbola. Apakah cuma karena takut bertemu Borneo FC, saya rasa tidak sesimpel itu,” kata Manila ketika dihubungi Aktual.co, Jumat (7/11).

Oleh karena itu, Manila meminta kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk mengusut kasus tersebut hingga akarnya, dan memberikan hukuman yang tegas terhadap otak pertandingan tersebut.

“Komdis sangat berperang untuk mengusut tuntas kasus ini. Sanksinya harus berat. Semua elemen, mulai PSS, PSIS, perangkat pertandingan, pengawas pertandingan harus diperiksa. Jangan sampai ada ‘maling teriak maling’,” pintanya.

Dikatakan Manila, kasus seperti ini memang menjadi penyakit dalam sepakbola Indonesia.

Salah satu yang dicontohkan Manila adalah, kasus gol bunuh diri Mursid Efendi, kasus pengaturan pertandingan Persebaya pada 2012 silam.

“Sanksi seperti yang didapat Mursyid Efendi perlu diberikan. Tapi harus lihat siapa dulu dalangnya. Hukumannya harus tepat sasaran,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: