Jakarta, Aktual.co —   Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini mengatakan jika karet ingin dijadikan produk ekspor, harus diikuti dengan strategi efisiensi. Pasalnya, karet merupakan ekspor terbesar ke empat di Indonesia. Jumlah ekspor karet tahun 2013 sebesar USD182 triliun dan tercatat sebagai eksportir keenam di dunia.

“Jika Presiden Jokowi JK ingin menentukan prioritas produk ekspor, maka harus ada sejumlah strategi, kita ambil contoh karet. Potensi karet kita tinggi, tapi industrinya relatif rendah dan harus menentukan target posisi di pasar dunia,” ujar Hendri di Ballroom Hotel JS Luwansa Jakarta, Kamis (6/11).

Hal yang sama harus dilakukan untuk industri-industri lainnya, seperti alat angkutan.  Selama tujuh tahun terakhir, sektor ini tumbuh rata-rata 7 persen.

“Indonesia ini sudah menjadi produsen kendaraan bermotor nomor 15 dunia. Investasi otomotif selama sepuluh tahun terakhir juga mendominasi Penanaman Modal Asing (PMA) dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 58 persen sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh 182 persen,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka