Jakarta, Aktual.co — Center of Reform on Economics  (CORE) dalam diskusi bertajuk Indonesia 2015 and Beyond: Reinventing Evonomics Priorities menyampaikan hasil kajian tentang prediksi kondisi ekonomi Indonesia tahun 2015, baik di sektor riil maupun finansial, serta peluang Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan Kemendag memiliki target di 2015 untuk menaikkan ekspor sebanyak 300 persen, mendukung pasar domestik, daya saing produk, cost produksi, dan menjaga stabilitas harga.

“Kita ingin di tahun depan memperkuat daya saing produk, cost produksi, ekspor naik jadi 300 persen. Sekarang ini impor kita lebih tinggi, karena murah masuknya, ini yang tidak efisien,” ujar Rachmat di Ballroom Hotel JS Luwansa Jakarta, Kamis (6/11).

Selain itu, Mendag menceritakan pengalamannya bahwa banyak kendala yang membuat cost produksi, khususnya sayuran dan pangan meningkat. Bukan hanya karena faktor cuaca dan iklim, tapi juga sarana pendukung lainnya.

“Truk pembawa sayuran itu ada yang dari Mataram, kalau air lagi pasang ya mereka tidak bisa menyebrang, harus menunggu di pelabuhan. Disitu ada penambahan cost produksi harga barang yang mereka bawa, harga menginap, dan saat mereka balik lagi ke Mataram. Ini yang menyebabkan harga pangan dan sayur di pasar mahal, jadi bukan hanya kekeringan semata,” jelasnya.

Untuk diketahui acara diskusi tersebut juga dihadiri oleh Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung, Profesor dari Jawaharlal Nehru University Jayati Gosh, dan Direktur Eksekutif Transformasi Jonathan Pincus.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka