Jakarta, Aktual.co — Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi yang menurun 5,01 persen membuat pelaku pasar melakukan aksi profit taking. Aksi tersebut menyebabkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah.

Peneliti dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di luar ekspektasinya. Sebelumnya ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 5,07-5,13 persen

“Rilis BPS berada di bawah estimasi kami membuat laju IHSG berbalik melemah setelah di awal sesi mengalami rebound. Awalnya kami perkirakan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,07-5,13 persen, dan itu pun telah kami turunkan dari sebelumnya 5,20-5,25 persen,” tulis Reza dalam risetnya yang diterima Aktual, Kamis (6/11).

Masih variatifnya laju bursa saham Asia yang diiringi dengan nett sell asing berimbas pada pelemahan laju IHSG. Dari nett sell Rp-196,8 miliar menjadi nett sell Rp-377,13 miliar.

Pada perdagangan Kamis (6/11) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 5.048-5.054 dan resisten 5.076-5.093. Potensi IHSG untuk bergerak positif terhambat oleh adanya rilis data-data ekonomi makro yang melemah.

“Laju IHSG berpotensi kembali melemah seiring masih adanya imbas rilis tersebut, akan tetapi kami harapkan laju bursa saham global dapat bergerak positif sehingga dapat menahan pelemahan IHSG,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka