Jakarta, Aktual.co — Plt Direktur Jenderal Migas Naryanto Wagimin mengungkapkan bahwa dirinya diminta oleh Menteri ESDM untuk menghilangkan hambatan-hambatan di sektor migas yang ada selama posisi Dirjen Migas diisi oleh Edy Hermantoro.
Ia menjelaskan, salah satu yang menjadi sumbatan selama ini adalah keputusan kontrak perpanjangan migas yang lama. Padahal ini sangat vital dan berpengaruh pada produksi migas dan investasi nasional.
“Dalam 5 tahun ke depan ada hampir 20 kontrak KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) status diperpanjang atau tidak, ini yang menghambat selama ini dan harus diselesaikan secepatnya,” kata Naryanto di Ditjen Ketenaglistrikan, Jakarta, Selasa (4/11).
Ia mencontohkan, proyek yang status kontraknya masih ‘digantung’ seperti IDD Chevron (proyek laut dalam di Selat Makassar), Total, Blok Masela dan banyak lagi.
“Termasuk rencana pembangunan kilang minyak yang tidak jadi-jadi,” tambahnya.
Menurutnya, status kontrak 20 KKKS ini penting karena menyangkut potensi 30 persen produksi gas nasional dan 20 persen produksi minyak nasonal.
“Harus segera ada kepastian, supaya itu diperpanjang atau tidak. Supaya proyek bisa berjalan,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka