Jakarta, Aktual.co — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan laba 16,4 persen menjadi Rp7,61 triliun pada kuartal III-2014, dibanding periode yang sama 2013 sebesar Rp6,54 triliun.
Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo menyatakan optimistis perseroan dapat meraih target laba hingga akhir tahun di atas Rp9,9 triliun atau menyentuh nilai laba dua digit.
“Laba kami tumbuh di kuartal III karena Pendapatan Operasional yang mencapai Rp23,68 triliun, atau tumbuh 13,0 persen,” ujar dia di Jakarta, Kamis (30/10).
Pendapatan Operasional itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 18,6 persen menjadi Rp16,39 triliun dibanding periode sama di 2013.
Selain NII, pendapatan non-bunga mencapai Rp7,29 triliun pada kuartal III ini atau tumbuh 2 persen.
Fungsi intermediasi bank dikendalikan dengan level Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 85,7 persen. Setahun yang lalu, LDR BNI berada di 84,7 persen. Setidaknya, level LDR ini masih terjaga, jika berdasarkan arahan Bank Indonesia yang menetapkan rentang atas LDR hingga 92 persen.
Rinciannya, BNI mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 14,1 persen, atau sebesar Rp267,94 triliun dibanding periode sama di 2013. Perseroan mengalokasikan 75,3 persen dari kreditnya ke pembiayaan bisnis banking, dan 19,4 persen untuk konsumer dan ritel.
“Inisiatif kami untuk kredit memang jadi pionir di pembiayaan infrastruktur Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Sektor bisnis yang diincar BNI untuk dibiayai adalah sektor migas dan tambang, informasi dan telekomunikasi, kimia, pertanian, makanan rietl, dan perdagangan besar, kelistrikan serta sektor konstruksi.
Adapun, untuk konsumer, KPR dengan produik BNI Griya masih mendominasi sebesar 62,8 persen.
Dari catatan penyaluran kredit itu, BNI mendapatkan Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) sebesar 6,1 persen. “Sampai akhir tahun kami pertahankan di 6,1 persen,” ujar Gatot.
Penyaluran kredit ke segmen bisnis tampaknya cukup berpengaruh menurunkan rasio kredit bermasalah (Net Performing Loan/NPL) BNI yang turun menjadi 0,5 persen dari 0,6 persen pada periode sama di 2013.
Secara bersamaan, perseroan menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp308,33 triliun atau tumbuh 11,9 persen dari periode sama di 2013.
Dana murah, yakni tabungan dan giro (caurrent account saving account/CASA) BNI mencapai 62 persen dari total DPK. Permodalan BNI, ditandai dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequancy Ratio/CAR) sebesar 16,2 persen, atau naik dibanding periode sama di 2013 sebesar 15,7persen.
Rasio penandangan (coverage ratio) menjadi 129 persen dari 125,2 persen di periode sama 2013.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka