Jakarta, Aktual.co —  Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru memperkirakan bila kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Rp3000 per liter akan memberikan sumbangan inflasi Kota Manado sebesar 2,31 persen.

“Kami memperkirakan kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp3.000 per liter maka sumbangan terhadap kenaikan inflasi Kota Manado mencapai 2,31 persen,” kata Luctor di Manado, Kamis (30/10).

Luctor mengatakan dengan asumsi kebijakan berlaku di bulan November, maka inflasi Kota Manado di akhir tahun 2014 diperkirakan akan mencapai 6,2 persen plus minus satu persen secara year on year (YoY).

Inflasi diperkirakan dapat menjadi lebih tinggi karena bertepatan juga dengan perayaan Natal dan Tahun baru, dimana terjadi tekanan permintaan yang cukup besar.

Mencermati hal tersebut, kata Luctor, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meminimalkan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi di Kota Manado.

Langkah pertama adalah, meminimalisir kenaikan tarif angkutan darat, kata Luctor, yang merupakan wewenang pemerintah daerah.

Selanjutnya, perlu dipastikan ketersediaan BBM bersubsidi untuk menjaga kelancaran aktivitas perekonomian.

Di sisi lain, katanya, upaya pengendalian tekanan inflasi yang berasal dari non BBM juga perlu terus dilakukan antara lain melalui peningkatan produksi, memperlancar distribusi, mengelola “timing” pasokan pangan dan membangun kerja sama antar daerah dalam penyediaan pangan strategis.

Luctor mengatakan pada bulan Oktorber 2014, inflasi Kota Manado diperkirakan 0,29 persen plus minus satu persen dibandingkan bulan sebelumnya, atau 5,10 persen secara tahunan, sehingga inflasi di akhir tahun diperkirakan 4,29 persen.

“Relatif meningkatnya tekanan inflasi di triwulan IV dibandingkan triwulan III, sesuai dengan pola musiman di akhir tahun yang didorong perayaan Natal dan Tahun Baru,” kata Luctor.

Faktor risiko lain yang dapat menambah tekanan inflasi akhir tahun diantaranya potensi dampak El-nino terhadap produksi pangan, lanjutan kenaikan tarif listrik, serta peningkatan ekspoektasi inflasi seiring isu kenaikan harga BBM bersubsidi sebagaimana tercermin dari Survei Konsumen (SK) BI.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka