Jakarta, Aktual.co — Petani tembakau seluruh Indonesia menyampaikan petisi menolak aksesi kerangka kerja pengendalian tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) serta berbagai bentuk pedomannya yang mengancam mata pencaharian petani.
Petisi menolak FCTC ini disampaikan para petani tembakau dalam acara memperingati Hari Petani Tembakau se-Dunia yang jatuh pada tanggal 29 Oktober 2014 yang diperingati Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (29/10).
“Kami menolak aksesi kerangka kerja pengendalian tembakau atau FCTC ini karena ini berpotensi mengabaikan hak ekonomi petani tembakau,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTI, Suryana di Surabaya (29/10).
Pada peringatan Hari Tembakau Sedunia ini dengan tema “Mendesak Pemerintah untuk Tetap Menolak FCTC dan Bersikap Objektif Terhadap Industri Hasil Tembakau” ini Wakil Ketua DPN APTI juga mengajak agar momentum ini hendaknya dimanfaatkan untuk menyorot aspek positif terkait tembakau.
Mengingat, kata Suryana, tembakau sebenarnya merupakan warisan bangsa, serta mendidik masyarakat tentang permasalahan yang berdampak pada mata pencaharian petani.
APTI juga menyoroti kondisi petani tembakau di negara-negara penandatanganan FCTC saat ini yang dalam perkembangannya mengancam keberadaan petani tembakau secara sistematis.
“Adapun pedoman FCTC yang kami nilai eksesif antara lain, larangan penggunaan bahan tambahan termasuk penggunaan cengkeh dan penerapan kemasan rokok polos,” kata Sekjen DPN APTI Budidono.
Disatu sisi, kata Budi, pihaknya juga menyambut gembira berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam melindungi sektor tembakau nasional, serta dalam memperjuangkan akses pasar produk tembakau Indonesia di pasar Internasional.
APTI, kata Budi, percaya pemerintah Indonesia akan kembali memenangkan kasus sengketa dagang di WTO terkait kebijakan kemasan rokok polos yang diterapkan oleh pemerintah Australia. “Bila kami diamkan tentunya kebijakan inipun dapat dipaksakan untuk diterapkan di Indonesia,” imbuhnya.
Sebanyak 2.500 petani dari sejumlah daerah di Indonesia, Rabu, memperingati Hari Petani Tembakau Sedunia di Pamekasan, Madura.
Kegiatan memperingati Hari Petani Tembakau Sedunia ini mulai dari monumen Arek Lancor menuju halaman pendopo Pemkab Pamekasan.
Pada Peringatan Hari Petani Tembakau Sedunia ini dihadiri oleh petani tembakau perwakilan pengurus APTI se-Indonesia, pengurus pusat APTI dan pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan serta beberapa pejabat Pemerintah Pusat.
Acara ini juga akan disemarakkan oleh pawai budaya kesenian khas Madura dari monumen Arek Lancor menuju halaman Pendopo Pemkab di Jalan Kabupaten Pamekasan.
APTI adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2000 dengan tujuan untuk meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan petani tembakau Indonesia.
Selain itu APTI bertugas untuk memastikan bahwa kepentingan petani tembakau diperhatikan oleh para pembuat kebijakan, baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun di tingkat pusat.
APTI beranggotakan sekitar 2 juta orang petani dan buruh tani tembakau yang tersebar di sentra-sentra produksi tembakau seperti di Temanggung, Lumajang, Madura, Garut, dan Lombok.
Dalam kegiatannya, APTI merupakan anggota aktif dari Asosiasi Petani Tembakau Internasional/ International Tobacco Growers Association (ITGA).
Artikel ini ditulis oleh:
Eka