Jakarta, Aktual.co —Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta belum temukan penyakit keluron menular (brucellosis) pada sapi, kambing dan babi yang menyerang warga di ibukota.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Rudewi mengatakan penyakit yang disebabkan bakteri brucella abortus itu memang bisa menular kepada manusia.
Penularan kepada manusia terjadi melalui pencernaan.
“Biasanya dapat terjadi bila susu yang bersumber dari sapi yang menderita keluron menular, diminum manusia tanpa dimasak,” ujarnya, di Jakarta, Minggu (26/10).
Ditambahkannya, penularan juga bisa terjadi melalui selaput lendir atau kulit yang luka. Misal kontak langsung dengan janin atau plasenta dari sapi penderita keluron menular.
“Petugas harus menggunakan sarung tangan saat melakukan tugasnya pengantisipasi dan memberantas bakteri itu,” kata dia.
Penyakit Keluron, dijelaskan Rudewi, merugikan peternak karena bisa mengakibatkan hewan peliharaannya mengalami keguguran, reproduksi dan penurunan produksi susu.
Hewan-hewan yang terinfeksi biasanya mengalami demam dan keguguran (keluron) pada usia hamil 5-8 bulan.
Yang diikuti mandul sementara, keluar cairan dari vagina yang berwarna keruh. Lalu plasenta tidak keluar dalam waktu 12 jam setelah beranak, bengkak air pada lutut dan peradangan pada buah zakar dan anak buah zakar.
“Penularan yang terjadi di antara sesama hewan itu melalui saluran kelamin dari perkawinan alam atau buatan, penularan mekanis melalui serangga dan penularan melalui kandang yang tercemar bakteri itu,” ujarnya.
Tahun ini, ujarnya, tidak ditemukan hewan ternak yang terserang penyakit ini.
“Kemungkinan itu disebabkan peternak langsung menyembelih hewan ternaknya saat sedang sakit,” ujarnya.
Dijelaskannya, penyebaran penyakit tersebut di beberapa negara penghasil sapi, susu sapi, kambing dan babi, sudah menjadi perhatian pemerintah.
Upaya pencegahan sudah dilakukan melalui antisipasi secara rutin yang dilakukan pemerintah melalui instansi terkait.
Rudewi mengemukakan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan bakteri pada sapi, kambing dan babi melalui beberapa tahapan, seperti pengujian, penyembelihan bersyarat terhadap ternak yang positif mengidap penyakit itu, vaksinasi dan pengawasan lalu lintas ternak.
Artikel ini ditulis oleh: