Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Wuryanto menilai pengadaan BBM jenis pertalite menciptakan rente baru yang otomatis memunculkan mafia baru. Bambang mengatakan Komisi VII masih mempertanyakan soal BBm jenis baru tersebut.

“Kalau premium itu di ganti pertalite yang bikin siapa, apakah memunculkan mafia baru, bagaimana cara bikinnya, itu menciptakan rente baru. Jangan tergesah-gesahlah. Kita juga masih curiga. Trus pengusaha SPBU siap nggak,” ujar Bambang di DPR, Jakarta, Senin (27/4).

Politisi PDIP ini menuturkan hal tersebut tanpa sengaja juga akan berakibat pada kenaikan BBM. Ia menghimbau pemerintah tidak tergesa-gesa dalam menerapkan kebijakan tersebut.

“Siapa yang buat berapa biaya produksinya, harus baca dulu dengan komisi VII. Kenaikan premium ke petralite ini, cuma naik dua digit,” katanya

Bambang melanjutkan, intinya jangan ada kenaikan BBM meskipun dengan bahasa ganti ke pertalite.

“Itu pasti akan ada rente baru. Katanya mau brantas mafia migas, kalau ada rente baru pasti ada mafia baru,” kata Bambang

Bambang menekankan, Komisi VII menghimbau pemerintah hati-hati putuskan pertalite.

“Kami himbau hati-hati karena secara ekonomi sulit dilaksanakan, secara bisnis akan muncul rente baru,” tuturnya

Sementara itu, ia menuding banyak pemain lama yang bermain dalam tender pertalite.

“Minyak keahlian khusus, orangnya punya knowledge yang bagus. Pemainnya terbatas ya itu-itu aja, itu pemain lama, ya kita tahulah,” tutupnya

Berdasarkan informasi yang didapat Aktual, BBM jenis Pertalite akan dibuat atau diblending pada fasilitas tanki PT TPPI di tuban. PT TPPI ini akan dijalankan dengan memproduksi nafta dan sedikit HOMC. Namun bahan baku terbesar HOMC merupakan bahan impor.

Belum lagi Pertalite merupakan jenis BBM yang belum pernah ada di dunia, lebih parah dari premium, pertalite tidak ada benchmark harganya. Sedangkan HOMC (high octane mogas component) memiliki oktan tinggi yang bila dicampur nafta yg oktan rendah jadi Pertalite dengan komposisi tertentu. Premium yang disuplai ke Indonesia, kadar octane-nya banyak yang sudah 90, harganya sama dengan premium.

“Jika Pertamina memakai skema Pertalite ini, untungnya bisa mencapai USD22 per barrel. Yang mampu melakukan ini hanya Ari Soemarno dan kroninya,” ujar sumber Aktual.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka