Jakarta, Aktual.co — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan dokumen penting satu dekade masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan II (2004-2014) kepada lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Apa yang dilakukan pemerintah dalam kurun waktu pemerintahannya harus dipertanggungjawabkan kepada negara dan rakyat,” kata Presiden Yudhoyono dalam penyerahan arsip nasional yang digelar di Ruang Garuda, Istana Bogor, Jumat (17/10).
Menurut Presiden Yudhoyono, setelah terjadi suksesi pemerintahan yang berjalan damai dan bermartabat, dirinya juga ingin membuat tradisi baru dengan menyerahkan dokumen penting sebagai bagian dari arsip nasional.
Hal itu, agar bila pada masa mendatang ingin dibuatkan buku atau catatan bersejarah telah ada dokumen historis yang dibutuhkan sebagai data pelengkap untuk membuatnya.
SBY mengemukakan, pengumpulan untuk arsip nasional itu juga penting agar tidak ada lagi polemik atau diskursus mengenai keberadaan suatu dokumen bersejarah yang penting.
Presiden Yudhoyono menegaskan, berdasarkan aturan perundang-undangan, lembaga yang berwenang dalam mengumpulkan dan mengelola dokumen penting tersebut adalah Arsip Nasional Republik Indonesia.
Dia juga mengatakan, pihak kementerian juga sebenarnya dapat menyerahkan dokumen selektif yang penting kepada ANRI.
“Akan ada ratusan ribu dokumen penting yang menjadi bagian sejarah. Ini bagian dari admnistrasi modern di negara yang modern,” kata dia.
Presiden Yudhoyono menyaksikan penandatanganan dan penyerahan secara simbolis dokumen KIB I dan II dari Menteri Sekretariat Negara Sudi Silalahi kepada Kepala ANRI Mustari Irawan.
Artikel ini ditulis oleh: