Jakarta, Aktual.co — Anda mungkin berdecak kagum dan menghela nafas melihat aksi sulap di atas panggung dalam menghilangkan beberapa barang di pakaian penonton. Ya, menghilang merupakan teknik yang bisa diterapkan di dalam dunia nyata. Anda juga bisa mencoba pergi dengan tidak terlihat oleh orang lain.

Ahli saraf dari Karolinska Institute di Swedia memberikan sebuah kajian ilusi bahwa seluruh tubuh manusia bisa menghilang – yang pada gilirannya bermanfaat dalam mengurangi kecemasan psikologi mereka.

Asap dan cermin. Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan 125 pria dan wanita sebagai sampel dengan memakai ‘headset virtual reality’. Dalam headset, peserta ditunjukkan video langsung berupa sepasang kamera menunjuk ke arah lantai – sehingga ketika mereka melihat ke bawah, mereka melihat ruang kosong di mana tubuh mereka seharusnya berada.

Kemudian, para peneliti menusukkan peserta dengan sebuah ‘kuas besar’. Sementara itu,  tempat di ruang kosong di mana kamera yang melatih peserta pada saat yang sama – memberikan informasi bahwa peserta tidak terlihat.

“Dalam waktu kurang dari satu menit, mayoritas peserta mulai mentransfer sensasi sentuhan ke bagian ruang kosong di mana mereka melihat ‘langkah kuas’ dan menembus tubuh tak terlihat di posisi itu,” terang Arvid Guterstam, Mahasiswa PhD di Universitas yang sama sekaligus penulis utama studi tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulisnya.

Untuk mengkonfirmasi, bahwa ilusi itu telah bekerja, para peneliti menggantikan ‘kuas virtual’ dengan pisau – dan menemukan bahwa peserta mengeluarkan keringat, yang menunjukkan mereka benar-benar merasa terancam.

Menyembuhkan ketakutan?. Pada tahap selanjutnya, para peneliti menyuruh peserta berdiri di depan “berdiri tegak di antara kerumunan”. Sedangkan yang lain, mengukur detak jantung peserta agar tidak menimbulkan stres. Setengah dari peserta menganggap, bahwa diri mereka memiliki tubuh tak terlihat di headset yang mereka gunakan. Dan, setengah menunjukkan tubuh ‘manekin’ di headset mereka.

Apa yang terjadi?. “Tak terlihat” diperlihatkan oleh orang dengan denyut detak jantung yang lebih rendah dan merasakan kurang cemas, dibandingkan dengan orang yang ditampilkan.

“Memiliki tubuh tak terlihat tampaknya memiliki efek mengurangi stres ketika mengalami situasi tersebut yang bertolak belakang dengan keadaan pada umumnya,” kata Guterstam, demikian Live Science.

Sementara itu, di masa depan, para peneliti berencana untuk menggunakan pencitraan otak dalam mempelajari apa yang terjadi ketika ilusi ini benar terjadi, dan untuk melihat apakah hal itu mempengaruhi keadaan seseorang – yang mungkin penting  bagi militer mengembangkan “jubah tembus pandang” untuk tentara, demikian The Washington Post melaporkan.

Pada 360 SM, Plato memberikan pertanyaan apakah etis menciptakan ‘manusia tiruan’, atau bertindak secara moral sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam pemikiran serta percobaan ahli filsafat itu, seorang penggembala bernama Gyges menemukan sebuah cincin yang ternyata bisa ‘tak terlihat’. Segera setelah itu, Gyges menyelinap ke istana kerajaan dengan tujuan menggoda Ratu dan membunuh Raja. Plato menulis kajiannya di dalam The Republic:

“ Tidak ada orang yang suka diambil kepunyaannya dengan cara diam-diam keluar dari pasar atau pergi keluar dengan menyelinap pergi ke rumah orang lain atau tidur bersama istrinya untuk mewujudkan kesenangannya itu. Atau membunuh atau keluar dari penjara. Dia akan menjadi Tuhan di antara manusia.”

Artikel ini ditulis oleh: