Jakarta, Aktual.co —Sekitar 10 petani sayur-mayur di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, meminta PT PLN (Persero) mengganti rugi penggusuran tanaman mereka dari lahan yang dijadikan lokasi pembangunan gardu induk.
“Petani tidak dapat lagi menanam sayur-mayur sejak lima hari yang lalu. Sayur-sayuran yang mereka tanam digusur PLN,” kata Ketua Tim Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta Aron Chandra di Jakarta, Kamis (16/10).
Para petani tersebut, katanya, mengamanahkan Walhi untuk memperjuangkan pengganti kerugian terkait penggusuran oleh PLN yang akan membangun gardu induk 150 KV.
“Tetapi ada beberapa usaha yang bersebelahan dengan lahan pertanian warga tidak digusur. Kami temukan ada ketidakadilan,” ujar Aron.
Sejak tahun 2012 petani menanam sayur-mayur dan berkebun di lahan seluas sekitar dua hektare. Lahan di bawah jaringan kabel bertegangan tinggi itu milik PT PLN.
Seharusnya, menurut Aron, PLN mendukung dan memperbanyak jalur hijau. Apalagi pertanian dengan sistem hidroponik ini merupakan program program percontohan.
“PLN harus menjelaskan kepada warga alasan menggusuran lahan bertegangan tinggi yang dimanfaatkan untuk pertanian tersebut,” katanya.
Ia mengemukakan berdasarkan hasil advokasi, sayur-mayur yang ditanam dengan sistem hidroponik itu tidak dijual, melainkan untuk kebutuhan sehari-hari dan dibagi-bagikan ke tetangga.
Pada 21 September 2012, kata dia, pihak kecamatan menjadikan pertanian di RW 12 Kelurahan Cengkareng Timur itu sebagai percontohan. Namun setelah lahan pertanian itu digusur, petani tidak dapat lagi memanen “Kami sudah mengadvokasi permasalahan ini. Minggu depan kami somasi PLN dan Pemerintah DKI Jakarta,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid