Jakarta, Aktual.co — Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan persoalan yang terjadi saat ini terkait dengan defisit transaksi berjalan Indonesia angkanya senilai Rp245.9 Miliar atau 2.2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dirinya menilai Ada perubahan pada neraca pembayaran kita sehingga mempengaruhi transaksi berjalan.
“Juli lalu ada perubahan data neraca pembayaran kita, current transfer, dan remiten dari pekerja luar saat ini dicatat di transaksi berjalan. Kalau suatu negara defisit di transaksi berjalan, maka negara tersebut akan mencari cara lain agar bisa surplus di transaksi modal,” ujarnya di Jakarta, Kamis (16/10).
Menurutnya, defisitnya transaksi berjalan saat ini menurut sebagian kalangan dapat pulih dengan sendirinya.
“Itu standar ekonomi yang masih salah, kalau terus-terusan dipulihkan dengan sendirinya dan tidak diperbaiki, maka kurs rupiah akan menurun dan tidak seimbang lagi,” pungkasnya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa jika defisit transaksi berjalan didiamkan saja sampai pulih dengan sendirinya hal itu akan meningkatkan biaya perekonomian dan timbulnya kendala struktural di Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka