Jakarta, Aktual.co —Sejumlah 339 lapak pedagang kaki lima yang menempati lahan IRTI di Monas tadi pagi diratakan dengan tanah pagi oleh 1.500 anggota Satpol PP.
Keluhan mencuat dari para pedagang yang merasa nasibnya tidak jelas karena baru diperbolehkan berdagang kembali kalau di bekas lahan lapakan mereka sudah berdiri ‘Lenggang Jakarta’.
Namun Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mengindahkan keluhan pedagang IRTI.
Kata dia, sebelum dilakukan penggusuran pun Pemerintah Provinsi DKI sudah memberi tahu kepada para pedagang akan rencana tersebut.
Menurutnya lapak PKL di IRTI memang harus ditertibkan karena dianggapnya sebagai ‘biang’ dari para PKL yang sering keliaran di Monas.
“Siapa suruh bandel, orang lokasi itu harusnya steril. Pemprov kan sudah sering kasih tau. Babat ajalah semua kita tuntaskan hari ini. Biangnya di IRTI kan semuanya masuk situ. Harus selesai hari ini, enggak ada ampun lagi karena kita juga udah capek ngasih tahunya, bandel semua,” ujar Ahok di Balaikota DKI, Kamis (16/10).
Diakuinya, selama ini dia kerap mendapat laporan dari pengelola Monas yang mengeluhkan ulah para PKL liar di Monas yang semakin menjamur.
Selain meratakan lahan IRTI yang dianggap jadi ‘sarang’ PKL liar, untuk memangkas PKL di Monas Ahok sebelumnya juga sudah menutup pintu lapangan parkir IRTI.
“Itu masuknya (PKL) karena masih ada celah dari Gambir sama dari IRTI. Makanya Gambir ditutup dan IRTI mau kita tutup supaya bisa tetap berpatroli. Kita akan bersihin semua, enggak ada PKL lagi sama sekali, kan dia ngumpannya dari IRTI semua, gudangnya dari IRTI.”
Dia juga memerintahkan agar operasional Monas dibatasi, tidak lagi 24 jam. Sehingga tidak ada lagi pengemis tidur di Monas.
Artikel ini ditulis oleh: