Padang, Aktual.co — Berawal dari titipan makanan yang diberikan oleh sang ibu untuk dijual, semangat jiwa bisnis atlet karate Sumatera Barat, bernama Martinel Prihastuti, mulai tumbuh. Dulunya, hasil dari jualan tersebut diserahkan kembali kepada ibunya, dan hasil dari satu makanan untuk jajannya semasa sekolah.
Kemudian, Atlit yang sudah meraih medali dari berbagai kejuaraan nasional maupun internasional ini pun, mencoba untuk menggeluti usaha lainnya. “Banyak bisnis yang sudah saya lakukan pak, seperti membuka Warnet, kolam ikan, jualan makanan hingga punya angkot, tetapi semuanya gagal,” katanya dikediamanannya di Kota Padang, Kamis (16/10).
Namun, hal itu tidak menyulutkan semangatnya untuk terus berusaha. Terbukti, saat ini dia bisa membuka sendiri bisnis penjualan perlengkapan alat olahraga. Dimana, usaha ini dimulainya semenjak mengikuti Pelatnas pada 2007 silam.
“Tidak selamanya saya akan menjadi seorang atlet,Saya ingin dengan hasil yang saya raih sebagai atlet ini ada meninggalkan bekas nantinya,” ujarnya.
Trik Astuti dalam berjualan mengandalkan secara online dan mulut ke mulut. Bahkan, pembelinya tidak hanya berasal dari Sumbar, tetapi juga ada dari Pekanbaru dan Pulau Jawa. ”Biasanya kalau yang dari luar Sumbar, mereka memesan baju karate original,” tuturnya.
Uniknya, sebagian jualannya didapat dari rekannya saat mengikuti Pelatnas di Jawa. “Waktu pelatnas saya memiliki teman agen-agen penjual baju karate dan dari mereka saya mendapatkan link penjualan perlengkapan olahraga karate ini,” katanya.
Dalam berjualan, Astuti mengaku mementingkan harga dan kualitas bagi konsumennya. Hal ini dilakukannya agar para konsumennya tidak lari, dan tetap memilih membeli perlengkapan olahraga di tokonya.
Selama berjualan, Astuti pernah mencapai omset Rp25 juta, padahal saat itu dirinya tengah mengikuti pertandingan. “Dalam satu bulan saya pernah mencapai jual beli Rp25 juta, waktu itu juga sedang ada event,” terangnya.
Kedepan, Astuti berencana akan mewujudkan cita-citanya yang sempat tertunda, yaitu membuka klub karate dan toko sendiri.
“Waktu sepulang dari SEA Games (2013) saya sudah ada mendapatkan ruko, disana rencananya saya akan membuka klub karate sekaligus menjual perlengkapan olahraga, namun saya lebih dulu mendapatkan jodoh, sehingga ruko tersebut tidak jadi saya ambil,” katanya sembari tertawa.
Sehari-harinya, Astuti yang sudah mempunyai satu anak ini, juga melatih karate pada klubnya sendiri. “Belum sampai satu tahun saya membuka tempat latihan karate ini, ada sekitar 40 orang yang mengikuti latihan dan itu masih anak-anak kelahiran 2003, namun kemaren telah mengikuti kejuaraan dan mendapatkan medali,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh: