Jakarta, Aktual.co — Nama Managing Director (Direktur Pelaksana) Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati (SMI) belakangan mencuat dalam seleksi calon menteri ekonomi kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bahkan nama mantan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2010 itu santer akan diplot menjadi Menteri Koordinator Perekonomian.

Menurut Pengamat ekonomi energi Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng, nama Sri Mulyani adalah salah satu persoalan dalam ekonomi Indonesia. Ditambah saat ini posisinya yang sebagai bagian dari institusi keuangan internasional dimana itu merupakan institusi yang telah memporak-porandakan indonesia semenjak era reformasi (IMF, World Bank dan Amerika).

“Saya kira dia adalah salah satu persoalan dalam ekonomi negara kita. Jadi tidak pantas kalau dia kita bawa kembali untuk ngurusin ekonomi kita,” kata Salamuddin Daeng kepada Aktual.co saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/10).

Ia mengatakan, dulu apa yang diwariskan Sri Mulyani bagi ekonomi kita? Yang ada hanya, ketimpangan sosial yang begitu tajam, liberalisasi di setiap sektor, dan seterusnya. Ditambah dia tersandung kasus Century, dan itu tidak bisa menjadi jalan keluar karena dia disandera oleh permasalahannya sendiri.

“Selain itu, saya pikir kita tidak mau lagi terperangkap oleh lembaga-lembaga keuangan internasional. Kalau dia kembali lagi, maka pasti dia akan membawa misi-misi keuangan internasional. Padahal keadaan kita sudah sangat buruk, dan sumber dari parahnya kondisi kita saat ini adalah ulah dari institusi-institusi keuangan asing tadi,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, sudah pasti Koalisi Merah Putih juga tidak akan tinggal diam, dengan kembalinya Sri Mulyani, maka KMP makin punya banyak senjata untuk menyerang Pemerintahan Jokowi. Seperti diketahui, kasus Century tidak akan bisa dihapuskan, kasusnya masih ada sampai sekarang dan masih berjalan di KPK.

“Sudah banyak nama-nama yang dipenjara terkait kasus itu, tinggal dia (Sri Mulyani),” ungkapnya.

Jadi, buat apa Jokowi membebani diri dengan nama Sri Mulyani. Masih banyak nama-nama lain yang bisa menduduki posisi tersebut. Yang saat ini dibutuhkan bangsa adalah orang yang memahami ekonomi Indonesia dan mau memperjuangkan kepentingan bangsa.

“Banyak yang seperti itu, kita jangan terlalu mengkhususkan orang atau mengistimewakan orang yang jelas-jelas pro asing,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka