Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —Dinas Kelautan dan Pertanian (DKP) Provinsi DKI Jakarta menanam 1.702 unit ‘fish shelter’ di Kepulauan Seribu, untuk mengembalikan kelestarian terumbu karang di kawasan penangkapan ikan daerah itu.
“Penanaman fish shelter atau susunan batangan beton bertulang yang ditenggelamkan di dasar laut dalam upaya meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan,” kata Kepala Seksi Tata Kelola Pesisir dan Laut DKP DKI Jakarta Eni Suparyani di Jakarta, Rabu (15/10).
Ia menjelaskan sebanyak 1.702 unit ‘fish shelter’ itu dibangun sejak 2002 dengan rincian 1.102 unit fish shelter hingga 2010, 2011 ditambah 165 unit dan 2012 dibangun sebanyak 157 unit, tersebar di Kelurahan Pulau Tidung, Pulau Panggang, Pulau Pari, Pulau Kelapa dan Pulau Harapan.
“Pada tahun 2013 dan 2014, kami telah menanam 278 unit fish shelter, karena manfaatnya sudah dirasakan nelayan, seiring hasil tangkapan nelayan kembali mengalami peningkatan,” ujarnya.
Ia mengatakan, ‘fish shelter’ bertujuan untuk memperbaiki kondisi terumbu karang yang rusak. Fungsi ‘fish shelter’ ini antara lain memberikan ‘rumah baru’ bagi ikan yang kehilangan habitat aslinya.
Selain itu, kata dia, terumbu buatan itu juga secara alami akan ditempeli oleh organisme bentik, misalnya larva karang, sponge, dan lain- lain, yang diharapkan setelah bertahun-tahun dapat membentuk suatu habitat kompleks.
“Untuk memastikan tingkat keberhasilan ‘fish shelter’, petugas melakukan monitoring secara keseluruhan dengan tujuan utama sebagai atraktor komunitas ikan yang bersifat permanen, hasil pantauan fish shelter menunjukkan hasil yang memuaskan,” ujarnya.
Menurut dia, ‘fish shelter’ ditanam di kedalaman 20 hingga 30 meter. Di kedalaman tersebut bibit terumbu karang tidak bisa hidup karena tidak terkena sinar matahari sehingga digunakanlah ‘fish shelter’ untuk menciptakan habitat baru bagi ikan.
“Anggaran untuk pengadaan fish shelter ini berasal dari APBD dengan harga Rp30 juta per unitnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, pelestarian terumbu karang dengan ‘fish shelter’ bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan karena merupakan tempat berkumpul dan berkembang biak ikan untuk suatu perairan yang sepi ikan menjadi perairan yang banyak ikan.
“Terumbu karang buatan dibangun di sekitar terumbu karang, sehingga nelayan tidak lagi menangkap ikan di daerah terumbu karang, tetapi berpindah di daerah terumbu karang buatan tersebut,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid