Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajugio menargetkan penjualan gas bumi mencapai sekitar 500 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) pada 2016-2017. Padahal saat ini volume penjualan gas masih 130 MMSCFD.
“Namun, dalam dua-tiga tahun lagi, penjualan bisa sekitar 500 MMSCFD atau naik 280 persen dibandingkan tahun ini sekitar 130 MMSCFD,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/10).
Menurut dia, penjualan 500 MMSCFD tersebut direncanakan berada di wilayah Jateng 100, Jatim 200, Jabar 50, Sumut 100, dan Sumsel 70 MMSCFD.
“Infrastruktur sudah siap. Arun-Belawan sudah selesai, Gresik-Semarang selesai akhir 2015, Jabar dan Sumsel sudah ada pipa distribusi,” katanya.
Pada 2015, lanjutnya, volume penjualan gas ditargetkan bertambah 100 menjadi 230 MMSCFD dengan perolehan pendapatan Rp6 triliun. Sementara, volume penjualan Pertagas Niaga pada 2014 sebesar 130 MMSCFD dengan pendapatan Rp2,5 triliun. Pertagas Niaga kini melayani pelanggan antara lain di Jatim, Jabar, dan Sumsel.
Sementara, penambahan gas 100 MMSCFD pada 2015 berada di wilayah baru yakni Medan, Sumut dan sekitarnya setelah beroperasinya pipa Arun-Belawan dengan volume sekitar 70 MMSCFD dan sisanya Jatim.
Saat ini, Pertagas Niaga sudah menandatangani komitmen penjualan gas dengan dua pembangkit swasta, empat pabrik sawit, dan satu pabrik ban di Medan dan sekitarnya.
Pipa Arun-Belawan akan menjalani tahapan komisioning pada November-Desember 2014, sehingga diharapkan mulai mengalirkan gas ke pelanggan Pertagas Niaga pada Januari 2015.
Jugi juga mengatakan, harga gas yang bersumber dari gas alam cair (LNG) mencapai 20 dolar AS per MMBTU. Sementara, kalau dari pipa, sekitar 14-15 dolar AS.
“Kalau harga gas 20 dolar, maka 30 persen lebih murah dibandingkan minyak yang setara 33 dolar per MMBTU,” katanya.
Selain industri, Pertagas juga mempunyai pipa gas kota di Jambi, Prabumulih, dan Sengkang, dan sedang mengembangkan di kawasan perumahan Jababeka, Cikarang, dan jaringan mal milik Grup Lippo.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka