Jakarta, Aktual.co — Penarikan dana asing ke luar negeri akibat pengetatan kebijakan moneter The FED akan terus terjadi hingga tahun 2015. Hal ini disebabkan kenaikan suku bunga FED serta kebijakan ekonomi makro Amerika Serikat untuk menciptakan lapangan kerja domestik Amerika, dan meningkatkan penghasilan bunga dana pensiun rakyat Amerika yang tergerus akibat kebijakan bunga rendah The FED.

“Sementara itu, Indonesia dengan sumber daya alam dan manusia yang melimpah membutuhkan pembangunan industri untuk mengolah sumber daya alam dan penyerapan tenaga kerja yang optimal untuk mengatasi pengangguran,” ujar Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono dalam rilis yang diterima Aktual, Rabu (15/10).

Menurutnya, ketersedian infrakstruktur untuk mendukung pengembangan industri masih terus menjadi hambatan dan hambatan tersebut salah satunya masalah pendanaan yang tersedia dan rencna  kenaikan harga BBM yang akan menyebabkan upah buruh dan harga barng dan jasa mengalami kenaikan.

“Program pembangunan infrastruktur pada pemerintahan Jokowi-JK bakal berantakan karena makin maraknya capital flight serta defisit anggaran negara yang berjalan makin parah,” tambahnya.                                                                             

Lebih lanjut dikatakan bahwa pembangunan infrakstruktur untuk mendukung perkembangan industri nasional juga bisa terjegal di DPR.

“Pemerintahan Jokowi harus bisa membuat kebijakan fiskal dan moneter yang bisa menahan arus keluarnya dan milik asing dari Indonesia. Pencegahan keluarnya arus modal asing bisa dilakukan dengan pengurangan pajak penghasilan dan pengunaan bank lokal dalam transaksi eksport untuk memperkuat likuiditas dana di bank lokal,” tegasnya.

Dengan demikian, akan mendorong turunnya suku bunga dan dapt digunakan untuk dana pinjaman pembangunan infrakatruktur tanpa menjual obligasi dan SUN.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka