Jakarta, Aktual.com —  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada 2015 mengalokasikan dana Rp14 miliar untuk pekerjaan pengurukan tanah, dalam kaitan kelanjutan pembangunan sisi darat Pelabuhan Internasional Maloy di Kabupaten Kutai Timur.

“Pengembangan Pelabuhan Maloy sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dengan kucuran dana berbeda tiap tahun. Sedangkan tahun ini menggunakan dana Rp14 miliar dari alokasi yang disiapkan Rp19 miliar,” kata Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur Hafidz Lahiya di Samarinda, Rabu (17/6).

Sedangkan untuk pengembangan infrastruktur lahan dan perkantoran, sebelumnya telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp229 miliar baik dari APBN maupun APBD Kaltim, yakni digunakan untuk menyiapkan dan pematangan lahan seluas total 6 ribu hektare.

Pelabuhan tersebut diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar demi mendukung distribusi sumberdaya alam di Kalimantan Timur, karena disiapkan menjadi terminal utama pengiriman crude palm oil (CPO), kontainer, batu bara, perikanan, dan untuk kebutuhan lain.

Pelabuhan Maloy pengembangannya menjadi prioritas karena untuk mendukung kawasan industri sawit dan turunannya. Di kawasan pelabuhan juga akan dibangun sejumlah kegiatan industri yang terintegrasi, yakni Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy.

KIPI Maloy dipersiapkan menjadi pusat pengolahan hasil kelapa sawit, CPO, dan produk turunan sawit seperti minyak goreng, kosmetik, mentega, pakan ternak, es krim, dan tekstil.

Konsep pembangunan KIPI Maloy adalah membangun klaster industri oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional demi meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan peluang bisnis.

Selaini tu, menyediakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi dengan dukungan insentif dan berbagai kemudahan. Pekerjannya total membutuhkan dana sekitar Rp7 miliar dan dapat dioperasikan pada 2019.

KIPI Maloy merupakan jalur strategis karena merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) yang merupakan lintasan laut perdagangan internasional dan berada pada kawasan pusat ekonomi dunia masa depan.

Kawasan Maloy termasuk dalam jalur interkoneksitas Kalimantan dan Sulawesi yang dilalui jalur regional lintas Kalimantan, termasuk transportasi penyeberangan feri Tarakan-Toli Toli dan Balikpapan-Mamuju.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka