Bogor, Aktual.com — Sudah menjadi tradisi setiap datangnya bulan Ramadhan pedagang musiman bermunculan ibarat jamur di musim hujan, mereka tampak terlihat berjualan di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat.

Pemantauan di Bogor, Sabtu, pedagang musiman tersebut menjual beragam kebutuhan selama bulan Ramadhan, mereka hanya berjualan khusus saat bulan puasa saja, seperti pedagang kolangkaling, cincau, buah blewah, kurma, mie glosor dan aneka bahan untuk membuat menu buka puasa.

Kehadiran pedagang musiman tersebut dapat terlihat di sejumlah pasar-pasar tradisional, mereka membuat lapak khusus berjualan di antara pedagang lainnya seperti di Pasar Kebon Kembang jalan MA Salmun, atau Pasar Merdeka. Mereka berjualan setiap harinya, mulai dari pagi hingga sore hari.

Erik (35) sudah tiga hari ini berjualan cincau dan kolangkaling di Pasar Merdeka, selama itu ia mampu menjual satu kwintal cincau dan kolangkaling yang diambil dari salah satu agen di wilayah Kabupaten Bogor.

Harga cincau dan kolangkaling dijual bervariatif sesuai dengan ukuran dan beratnya, seperti cincau hitam ukuran kecil dijual mulai dari Rp5.000 per potong dan kolangkaling dijual Rp5.000 per kilogram.

“Yang paling banyak dibeli cincau dan kolangkaling, biasanya dibuat untuk campuran cendol, atau es buah,” kata Erik.

Erik sehari-hari berjualan sayur-mayur di Pasar Merdeka, hanya setiap Ramadhan ia berjualan kolangkaling dan cincau, ini sudah dilakoninya selama 10 tahun terakhir.

Menurut dia, berjualan musiman di Ramadhan cukup menjanjikan, karena omset yang diperoleh lumayan dibanding dagang harian, seiring banyaknya jumlah pembeli yang datang. “Namanya berkah bulan puasa,” katanya.

Hal serupa juga dilakoni Asep pedagang kurma, ia sehari-hari berjualan ikan di Pasar MA Salmun. Saat Ramadhan ia membuka lapak baru untuk berjualan kurma dan buah-buah untuk buka puasa.

Asep yang berasal dari Ciomas ini, mengeluarkan modal sekitar Rp2 juta untuk berjualan musiman selama Ramadhan. Dari modal tersebut ia bisa mendapat keuntungan dua kali lipat.

“Ya kalau tidak untung tidak mungkin kita jualan,” katanya.

Menurut Asep, kurma yang dijualnya bisa laku satu sampai tiga kilo setiap harinya. Tingginya permintaan itu, makanya ia memilih jualan musiman setiap Ramadhan

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid