Jakarta, Aktual.co — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) berniat melakukan somasi dan menempuh jalur hukum atas tudingan mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri yang mengatakan bahwa ada oknum dari Pertamina dan seluruh pelaku bisnis gas dalam tabung hijau itu yang membagi-bagikan rente dalam bentuk sisa elpiji, caranya dengan memalsukan gas yang diisikan kembali ke tabung kosong. Selain itu, Faisal juga menilai adanya keanehan lantaran biaya pengisian alias filing fee untuk SPBE (stasiun pengisian bulk elpiji) yang tidak pernah berubah.

Menanggapi hal itu, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menyebut bahwa tudingan Faisal Basri jelas merupakan tuduhan yang tidak memiliki bukti.

“Ternyata apa yang dituduhkan Faisal Basri, bahwa pengusaha gas itu tidak mau menaikan harga itu bohong. Mereka sudah melakukan itu tapi tidak direspon pemerintah. Jadi Faisal Basri ini cuma mengarang. Itu bisa dibuktikan oleh Hiswana Migas secara tertulis, ada bukti. Faisal Basri itu bohong, asal ngomong. Bahwa Pengusaha keenakan, karena pemburu rente jadi tidak mengajukan kenaikan filling fee,” ujar Sofyano di Jakarta, Kamis (28/5).

Menurutnya, berdasarkan Undang-undang (UU) meteorologi legal, yang berwenang menyatakan suatu ukuran tidak tepat itu adalah badan meteorologi, bukan perseorangan.

“Nah disini Faisal Basri telah melewati wewenang itu. Ini negara hukum, ketika dia ngomong seperti itu, yah saya nilai itu sebagai asal ngomong. Seperti bicara soal mafia migas, itukan wewenang penegak hukum, kalau Faisal kan cuma Tim reformasi tata kelola migas, bukan penegak hukum. Dia menyampaikan namapun kan itu baru sebatas tuduhan. Perlu pembuktian, nah kalau sudah menuduh lalu tidak terbukti ini kan sudah termasuk delik pencemaran nama baik,” terang dia.

“Sama juga dengan ini, artinya paling tidak ketika Hiswana Migas melakukan somasi dia bisa dituduh melakukan pencemaran nama baik, karena dia sudah jelas-jelas mengatakan pemburu rente.Inilah, harusnya dia cakap dalam bicara. Dia kan tokoh politik juga. Jadi hati-hati. Saya menilai jangan-jangan ini jadi pentas politik, kan bisa saja kita katakan begitu. Nah ketika jadi pentas politik disitu pasti ada sesuatu,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka