Jakarta, Aktual.co —Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM UGM kembali menyelenggarakan kegiatan “GEBRAK” yaitu Gerakan Bersih Kampung yang kedua, bertempat di daerah Sendowo RW 53, 54, 55, 56, Mlati, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (25/4) kemarin.
Sebelumnya kegiatan ini telah terlaksana dengan sukses di daerah Pogung pada bulan Maret yang lalu. Pada dasarnya kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk aksi nyata BEM KM UGM untuk terjun ke masyarakat.
Tiga nilai BEM KM UGM yang selalu dibawa dalam setiap hal yang akan dilakukan adalah tradisi intelektual, pelayanan masyarakat, serta keterlibatan politik nasional. Salah satu nilai tersebut secara nyata kami lakukan pagi ini, seluruh elemen BEM KM UGM bersama-sama dengan masyarakat di daerah Sendowo melakukan aksi bersih-bersih kampung. Selain menjalin silaturahmi dengan warga kampung sendowo, kegiatan ini juga kami wujudkan sebagai bentuk kepedulian dan ucapan terima kasih dari rekan-rekan mahasiswa Gadjah Mada.
Sebagai salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan kampus UGM, bukan hal yang mengherankan jika banyak rekan-rekan Mahasiswa yang memiliki rumah keduanya disini. Untuk itulah muncul ide untuk melakukan Gerakan Bersih Kampung (GEBRAK) terutama di kawasan daerah kampus Gadjah Mada ini.
Kegiatan pagi ini diawali dengan Apel pagi dari seluruh staff maupun PH BEM KM UGM guna memupuk jiwa kedisiplinan dan kepemimpinan dari rekan-rekan BEM KM UGM sekalian. Dilanjutkan dengan pembagian regu untuk membersihkan beberapa area di Sendowo ini.
Bersama-sama antara warga dan rekan-rekan BEM KM saling bahu-membahu membersihkan jalan-jalan utama, pojok-pojok beberapa rumah warga, dan daerah sekitarnya.
Diselingi dengan obrolan-obrolan ringan dan pertanyaan dari warga terkait jurusan perkuliahan yang sedang dijalani oleh rekan-rekan BEM KM, juga bahasan tentang kegiatan keseharian warga daerah Sendowo tersebut. Acara diakhiri dengan dokumentasi bersama warga serta penyerahan kenang-kenangan.
“Kegiatan yang sangat positif sebagai sarana silaturahmi dan mendekatkan mahasiswa dengan masarakat, khususnya warga daerah Sendowo ini. Semoga kegiatan ini bisa dilaksanakan berkelanjutan kedepannya dan bisa menjadi agenda untuk tahun-tahun berikutnya,” kata ketua RT 04, Bapak Hadiwiyanto usai penutupan kegiatan gerakan bersih kampung ini.
Namun demikian, kegiatan bersih-bersih hari ini agaknya sedikit berbeda dari kegiatan bersih-bersih sebelumnya. Tampak beberapa staff BEM KM mengenakan topeng bergambar wajah salah satu pejabat Indonesia yang baru-baru ini dilantik menjadi Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia dengan membawa beberapa poster bertuliskan “Bersih-Bersih Polri Yuk!” atau “Tolak Saya Jadi Wakapolri”.
Inilah sekaligus menjadi aksi dan penyikapan kami terkait pelantikan BG sebagai Wakapolri. Aksi kali ini kami lakukan dengan penandatanganan petisi tolak BG sebagai wakapolri di sekitar daerah Sendowo, tempat kami melakukan gerakan bersih kampung tersebut.
Sekaligus kami ajak masyarakat agar mengerti dan paham mengenai apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini. Kami juga telah melakukan rilis kajian mengenai hal ini dengan tajuk “Indonesia bukan milik Polisi”.
Di dalamnya terdapat 2 poin penting mengenai posisi BEM KM terhadap isu ini, yaitu, yang pertama, menuntut kasus BG tidak dilimpahkan dari Kejagung ke Polri. Dan yang kedua, menuntut Presiden mengambil kebijakan tegas karena Polri dibawah kewenangannya, termasuk tidak menjadikan BG menjadi Wakapolri.
Karena agenda pemberantasan korupsi negeri ini menjadi sorotan nyata bagi masyarakat. Jika koruptor masih bisa melenggang di ranah kekuasaan, berarti kita masih perlu mempertanyakan komitmen pemberantasan korupsi di ranah elit-elit negara yang menjadi ranah empuk korupsi itu merajalela.
Artikel ini ditulis oleh:

















