Jakarta, Aktual.com — Digantinya posisi elang bondol dengan gambar naga dalam logo HUT DKI Jakarta ke-488 dinilai sebagai keanehan yang mendatangkan kritik dari sejumlah pihak.
Pengamat kebijakan publik, Amir Hamzah, menilai tergantikannya posisi elang bondol dalam logo HUT DKI cukup mengejutkan.
“Mengingat sejarah dan latar belakang dari pembuatan logo elang bondol. Orang mungkin tidak tahu bahwa maskot Jakarta adalah Elang Bondol dan Salak Condet. Bukan Monumen Nasional (Monas), bangunan pencakar langit yang memang identik dengan ibu kota,” katanya, Rabu (24/6).
Meski bukan satwa endemik Jakarta, kata Amir bahwa pada 1989 Elang Bondol ditetapkan menjadi maskot Jakarta Indonesia ini bersama dengan Salak Condet. Penetapan maskot Elang Bondol dan Salak Condet itu bisa dilihat di kawasan Cempaka Putih. Di sana terdapat patung tegak berdiri, patung burung Elang Bondol membawa Salak Condet.
Elang Bondol adalah nama yang diberikan masyarakat Jakarta untuk burung yang bernama latin Haliastur Indus. Elang Bondol termasuk keluarga burung pemangsa. Namun dalam rantai makanan, elang itu pun menjadi mangsa predator lain, seperti biawak. Habitatnya kebanyakan di pantai, daratan berair, hutan, maupun dataran rendah.
“Terusiknya habitat Elang Bondol juga dipicu oleh pertambahan penduduk Jakarta. Pohon-pohon tinggi yang banyak tumbuh di Jakarta ini berganti gedung-gedung pencakar langit. Bondol pun harus bertahan di pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu seperti di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka,” paparnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid