‎Jakarta, Aktual.com — Dihadapan para anggota Komisi VI DPR RI, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Alex Sinaga membantah jika pihaknya disebut telah melakukan penjualan Mitratel.

Menurutnya, pihaknya tidak melakukan penjualan, perseroan hanya melakukan aksi korporasi untuk menjadi pemain dominan di industri menara melalui pertukaran saham mitratel dengan saham TBIG yang merupakan salah satu perusahaan tower terbuka yang terbaik di Indonesia.

“Nilai bisnis tower didorong bukan hanya jumlah (skala), tetapi juga oleh tenansi dan kualitas tenan serta independensinya. Oleh karenanya, kami memandang bekerjasama dengan partner yang terbukti unggul merupakan pilihan terbaik sebelum nilai tower menurun,” ujar Alex dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama komisi VI di gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/6).

Alex menambahkan, Telkom mempunyai keinginan untuk menuju kepemilikan saham (simple majority) di satu listed operator tower independen terbaik di Indonesia untuk mewujudkan sasaran strategis menjadi leading operator menara telekomunikasi di Indonesia dan regional.

Menanggapi jawaban tersebut, Anggota komisi VI DPR RI fraksi partai PAN, Primus Yustisio justru menilai bahwa penjelasan Alex Sinaga tersebut menyesatkan.

“Apakah langsung bisa jawaban di dalami? Karena jawaban pak Dirut buat saya menyesatkan,” sergah Primus.

Dirinya mendesak pihak Telkom untuk merinci secara terang-terangan kalkulasi swap saham Mitratel ke TBIG.

“Nilai tower Rp2,4 Miliar. Anda menjual seharga Rp11 triliun. Dan Anda membeli saham TBIG sekitar Rp14 ribu per lembar. Padahal saat itu nilai saham TBIG hanya sebesar Rp8.062 per lembar saham. Artinya kan Anda beri diskon ke TBIG,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka