Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah lima poin menjadi Rp13.306 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.301 per dolar AS.
“Mata uang rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah terhadap dolar AS di tengah pelaku pasar keuangan yang sedang menanti kelanjutan negosiasi penyelesaian utang Yunani,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (25/6).
Ia mengemukakan bahwa para pejabat zona euro pada Kamis ini waktu setempat kembali melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk meraih kesepakatan guna menyelamatkan Yunani dari gagal bayar utang setelah pada hari sebelumnya (Rabu, 24/6) belum mencapai titik temu.
“Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ekonomi Uni Eropa akan membahas berbagai perkembangan global termasuk kelanjutan dana talangan (bailout) Yunani. Agenda itu menjadi fokus pasar di pekan ini,” katanya.
Menurut dia, jika dalam pembahasan itu Yunani kembali gagal untuk mendapatkan persetujuan dana talangan maka instrumen investasi dalam aset beresiko akan cenderung mengalami tekanan, termasuk di Indonesia.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa nilai tukar rupiah melemah bersamaan dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia merespon belum adanya kesepakatan penyelesaian krisis utang Yunani.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa pelemahan rupiah cenderung terbatas menyusul kebijakan Bank Indonesia yang menerbitkan aturan makroprudensial dalam bentuk peningkatan rasio Loan to Value (LTV) atau rasio Financing to Value (FTV) untuk kredit properti dan penurunan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor.
Diharapkan, lanjut dia, kebijakan tersebut dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi karena sektor kredit properti dan kendaraan bermotor memiliki keterkaitan serta efek yang cukup besar kepada sektor-sektor ekonomi lainnya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (25/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.323 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.280 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka