Jakarta, Aktual.co — Ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terendam banjir, akibat luapan saluran irigasi yang tidak mampu menampung air hujan.
Anggota Kelompok Tani Tani Makmur Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Sastro Wiyono di Kulon Progo, Sabtu mengatakan, hujan deras pada Jumat (24/4) dan Sabtu pagi menyebabkan ratusan hektare tanaman padi usia satu hingga dua minggi terendam air.
“Tanaman padi di kawasan Srikayangan sudah terendam kedua kali ini, pertama pada 18-20 April. Kami sudah pasrah, tidak bisa berbuat banyak,” kata Sastro Wiyono, Sabtu (25/4).
Ia mengatakan banjir pertama, batang tanaman padi banyak yang rusak dan patah. Petani melakukan tambal sulam benih padi. Sekarang terendam banjir lagi.
“Seharusnya, hujan deras seperti akhir-akhir ini, terjadi pada Februari. Ada perubahan cuaca yang ekstrim. Taman padi, terancam tidak bisa diselamatkan lagi. Kalau diganti baru, akan mempengaruhi pola tanam,” katanya.
Banjir juga menggenangi sawah di Panjatan, Galur dan Lendah. Salah satu petani di Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur Mujiyono mengatakan tanaman padi seluas 60 hektare di Bulak Patuk terancam gagal panen akibat terendam air. Petani sudah berusaha memperbaiki saluran drainase atau tanggul-tanggul.
“Area sawah di Tirtorahayu menjadi langganan banjir. Hal ini dikarenakan saluran drainase dan saluran irigasi sangat sempit, tidak seimbang dengan air yang mengalir. Akibatnya, air meluap dan menggenangi sawah-sawah,” kata dia.
Sampai saat ini, kata Mujiyono, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo tidak pernah memberikan bantuan atau ganti rugi.
“Setiap kali tanaman padi terendam banji, kami tidak mendapat ganti rugi. Kami juga sering mengusulkan ada pengerukan dan pelebaran irigasi tidak direspon,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:

















