Jakarta, Aktual.co — Presiden Prancis Francois Hollande mengancam menunda rencana kerjasama dengan Indonesia, yang sebelumnya dibahas bersama Presiden Joko Widodo pada KTT G20 pada November tahun lalu.
Hal ini dikatakan  terkait rencana eksekusi mati dari pemerintah Indonesia terhadap terpidana mati warga Prancis Serge Atlaoui, yang terjerat kasus narkoba.
Hollande akan menemui Perdana Menteri Australia Tony Abbot untuk membicarakan masalah ini,pada Senin (27/4) mendatang.
“Kami akan mengambil tindakan bersama negara-negara terkait, Australia dan Brasil. Untuk memastikan tak ada eksekusi,” kata Hollande, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (25/4).
Pihaknya akan menarik duta besarnya dari Jakarta jika eksekusi tetap dilaksanakan. 
“Kami paham bahwa Indonesia ingin memerangi perdagangan narkoba, namun dalam kasus ini, Serge Atlaoui bekerja di laboratorium dan dia tak membayangkan bahwa dia bisa membuat produk ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Pengacara terpidana mati asal Nigeria Raheem Agbaje Salami, Utomo Karim mengatakan bahwa para terpidana mati yang akan dieksekusi telah menempati ruang isolasi.
“Pertemuan tadi (pertemuan di Kejaksaan Negeri Cilacap) untuk memberitahukan kepada keluarga dan diplomat jika para terpidana mati telah masuk ruang isolasi,” katanya, di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (25/4).
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya datang ke Nusakambangan terkait pemberitahuan rencana eksekusi mati tersebut.
Saat ditanya mengenai waktu pelaksanaan eksekusi, dia mempersilakan wartawan menghitung sendiri.
“Ya silakan hitung sendiri, biasanya tiga hari dari sekarang,” katanya.
Kesepuluh terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat, yakni yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina). Seluruhnya saat ini telah berada di Pulau Nusakambangan.

Artikel ini ditulis oleh: