Jakarta, Aktual.com — Udara yang dingin menusuk tulang dan akses jalan rusak dipenuhi bebatuan berserakan, serta perjalanan yang cukup jauh melelahkan seakan sirna semuanya.
Kelelahan dan rasa kesal itu, ketika tiba di kawasan air terjun Lembah Pelangi Pekon (Desa) Sukamaju, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, akan berubah menjadi decak kagum dan rasa puas dapat menikmati anugerah Tuhan ini.
Kawasan di pelosok Lampung yang berjarak ratusan kilometer dari ibu kota Provinsi Lampung, Kota Bandarlampung, ini menyimpan banyak potensi wisata terpendam yang kini pelan tapi pasti mulai tersibak.
Ulubelu yang dikenal sebagai salah satu daerah terpencil di Lampung adalah kawasan penghasil kopi Lampung yang berkualitas, ternyata memiliki pula sejumlah objek wisata air terjun dan sumber air panas yang memesona.
Potensi sumber panas bumi (geotermal) di kecamatan ini telah dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu, dan masih akan dikembangkan lagi dengan pengeboran baru di kawasan perbukitan dan lembah ini.
PLTP Ulubelu terletak di Desa Pagaralam dan Muaradua yang berjarak 45 km dari Kecamatan Talangpadang atau sekitar 125 km dari Kota Bandarlampung.
Tak hanya berpotensi menghasilkan daya listrik untuk membantu mengatasi kritis listrik di Lampung maupun Indonesia, Kecamatan Ulubelu di Kabupaten Tanggamus ini menyimpan potensi wisata yang bisa diandalkan, di antaranya terdapat sejumlah air terjun alami, seperti air terjun Pondok Rejo atau Lembah Pelangi, di Pekon Sukamaju yang memiliki keelokan dan pesona alam, di tengah kesejukan dan keasrian lingkungan sekitarnya.
Namun untuk mencapai air terjun ini, perlu menyusuri kawasan perbukitan dan lembah, setelah melewati jalan-jalan perdesaan dan kawasan perkebunan kopi dan kakao (cokelat) di areal sekitarnya.
Menurut Bihukman Hadi, Pejabat Kepala Pekon Sukamaju, Kecamatan Ulubelu, yang ikut mengantarkan ke lokasi air terjun itu, potensi wisata alam khususnya objek wisata Lembah Pelangi itu diharapkan dapat terus dipromosikan dan dikelola serta dikembangkan oleh masyarakat sekitar dengan dukungan berbagai pihak.
“Kami sudah mendapatkan informasi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Tanggamus bahwa kawasan air terjun ini telah diusulkan kepada Bupati Tanggamus untuk ditetapan sebagai salah satu objek wisata andalan di daerah ini,” ujar dia.
Dia menuturkan, masyarakat setempat sangat mendukung pengelolaan dan pengembangan objek wisata air terjun Lembah Pelangi itu, antara lain terlihat dari antusiasme warga bergotong-royong membuka jalan akses masuk ke lokasi air terjun ini pada 15 April 2015.
“Semua warga laki-laki di sini turun membantu bersama-sama membuka akses jalan ke lokasi air terjun Lembah Pelangi ini selama seharian, sehingga akses jalan masuk menuju air terjun lebih mudah dijangkau,” ujar Bihukman.
Akses jalan yang telah dibuka itu lebih memudahkan pengunjung datang ke air terjun Lembah Pelangi yang harus dimasuki dari jalan desa ke kawasan lembah dan kebun kopi maupun areal lindung sekitar 700-1.000 meter ke kawasan lembah sampai tiba di air terjun ini.
Air terjun Lembah Pelangi memiliki dua tingkatan, dengan air terjun pada tingkatan kedua bercabang dua. Tinggi air terjun pada tingkat pertama diperkirakan mencapai lebih seratusan meter, dan belasan meter ketinggian air terjun tingkatkan kedua.
Semula air terjun ini bernama air terjun Pondok Rejo, namun belakangan warga setempat sepakat menyebutnya sebagai air terjun Lembah Pelangi.
“Disebut air terjun Lembah Pelangi karena biasanya saat tengah hari muncul pelangi di sekitar air terjun itu ketika cuaca cerah. Diperkirakan pelangi ini muncul karena percikan air yang berhamburan dan saat terkena cahaya sinar matahari memancarkan warga serupa pelangi,” ujar Bihukman.
Selain daya tarik pesona adanya pelangi di siang hari, kisah di balik keberadaan air terjun ini, juga menjadi cerita menarik yang menurut warga setempat, telah turun temurun disampaikan para leluhur hingga sekarang. Tentu saja sulit memastikan kebenaran cerita yang disertai bumbu berbau mistis dan disebutkan mengandung misteri alam itu.
Namun, salah satu warga setempat mengingatkan adanya semacam “pantangan” agar pengelolaan kawasan air terjun Lembah Pelangi ini jangan sampai merusak lingkungan sekitar, dan tidak memasuki kawasan atau area terlarang tertentu. Bila pantangan itu dilanggar, warga mempercayai akan terjadi sesuatu yang buruk di sini.
Beberapa warga setempat menyatakan sangat mendukung pengelolaan dan pengembangan air terjun Lembah Pelangi sebagai objek wisata di daerah itu.
Namun mereka juga berharap pemerintah kabupaten setempat dapat membantu menyiapkan fasilitas yang diperlukan, sehingga memudahkan pengunjung datang dan menikmati keindahan alam tersebut.
Mereka juga berkomitmen, pengembangan objek wisata itu tidak menghilangkan keasrian dan kelestarian lingkungan di sekitar kawasan air terjun Lembah Pelangi tetap dapat terjaga bersama-sama.
Lokasi air terjun itu berada dalam kawasan lindung Register 29 Kota Agung Barat, sehingga pengelolaannya memerlukan izin pihak berwenang setempat.
“Kami berharap pengembangan wisata air terjun Lembah Pelangi ini dapat memberdayakan masyarakat di sini menjadi lebih maju dan sejahtera, sekaligus mengangkat potensi wisata dan ekonomi di sini,” ujar Bihukman Hadi.
Menurut informasi warga setempat, air terjun Pondok Rejo yang sekarang lebih dikenal dengan nama air terjun Lembah Pelangi ini mulai dijamah warga setempat sekitar tahun 1970-an, dan baru dinamai Lembah Pelangi pada sekitar Februari 2015 ini.
Warga setempat bersama aparat pekon setempat berharap, air terjun Lembah Pelangi ini akan dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) pekon ini, sehingga menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Tanggamus maupun Provinsi Lampung.
Saat menyambangi lokasi air terjun Lembah Pelangi ini, kendati akses jalan sudah dibuka oleh warga setempat, namun untuk memasuki kawasan lembah tempat air terjun ini masih relatif sulit dan memerlukan perjuangan serta tenaga ekstra karena harus melalui jalan setapak sempit di sisi jurang yang kondisinya licin saat hujan.
Jalan masuk sejauh sekitar 700-1.000 meter menuju air terjun itu, harus melalui jalan setapak naik turun yang akan melelahkan untuk mencapainya, apalagi ketika harus kembali ke perkampungan setelah melihat air terjun ini karena harus melalui jalan menanjak yang cukup tinggi dan jauh.
Beberapa pengunjung ke lokasi air terjun ini mengaku kelelahan dan harus perlahan-lahan, baik saat turun menuju air terjun serta naik kembali saat pulang.
Namun ketika mencapai air terjun utama, umumnya pengunjung mengaku sangat puas menyaksikan keindahan air terjun Lembah Pelangi yang dinilai tak kalah dengan air terjun lainnya. Seolah, setelah menyaksikan pesona air terjun Lembaga Pelangi, semua rasa penat sirna terbawa gemercik air dari air terjun dengan kesejukan yang dirasakan tubuh kita.
Ketinggian air terjun yang mencapai seratusan meter dengan percikan air ke lingkungan sekitarnya yang berbukit batu serta dilingkupi pepohonan dan suasana yang dingin, dapat memuaskan kehausan akan suasana alam yang asri.
Apalagi di bawah air terjun ini terdapat beberapa titik sumber air hangat dan air panas yang dapat merendam tubuh kita, sekaligus menghilangkan penat.
Menurut warga, keberadaan sumber air panas yang keluar dari dasar bebatuan itu, belakangan baru ketahuan, sehingga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang ke air terjun ini.
Selain dapat menyaksikan keindahan air terjun bertingkat, pengunjung juga dapat melihat secara langsung eloknya warna-warni pelangi di siang hari saat cuaca cerah, merasakan dingin dan sejuknya tetesan air yang memercik dari air terjun ini, sekaligus merasakan sensasi berendam dalam air panas maupun air hangat alami di sini.
Sensasi alam berdingin-dingin, sekaligus dapat berganti menjadi hangat pada badan kita saat berada dalam rendaman air panas alami perbukitan dan bebatuan di air terjun Lembah Pelangi.
Bihukman Hadi menegaskan komitmen warga setempat untuk melindungi dan merawat kawasan air terjun Lembah Pelangi itu, bahkan semua warga bersedia menyerahkan lahan untuk digunakan sebagai akses jalan masuk ke lokasinya untuk dilakukan pembangunan fisik jalan lintas yang diperlukan.
“Semua warga bersedia membantu, asalkan air terjun ini dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata alam,” ujarnya.
Warga dan aparat pekon setempat berharap, kepastian status air terjun Lembah Pelangi itu segera ditentukan Pemkab Tanggamus, sehingga dapat menagih janji PT PGE Ulubelu segera membantu memperbaiki akses jalan masuk ke kawasan air terjun ini.
“Mudah-mudahan semua segera menjadi jelas agar warga dapat mengelola potensi air terjun Lembah Pelangi ini menjadi objek wisata alam yang mempesona dan berdaya tarik tinggi, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat di sini,” ujar Bihukman Hadi.
Harapan itu bila terwujud akan menambah deretan objek wisata andalan dan unggulan yang berada di Provinsi Lampung dan dapat dikunjungi pelancong mancanegara maupun nusantara.
Kesejukan udara, alam sekitar yang hijau dan asri, air yang memercik ke sana kemari, serta pesona pelangi yang muncul dari Lembah Pelangi akan selalu menunggu kedatangan para pelancong untuk datang.
Artikel ini ditulis oleh: