Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhdap dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan pagi ini dibuka positif. Kendati demikian, penguatan rupiah ternyata hanya sementara, mata uang Garuda pun bergerak ke zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Senin (29/6), kurs rupiah sempat berada di level Rp13.301 per dolar AS pada pembukaan perdagangan, atau menguat tipis 0,05%bila dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu, Rp13.308 per dolar AS.
Namun kemudian pada pukul 08:05 WIB, kurs rupiah langsung jatuh 0,20% ke level Rp13.334 per dolar AS. Rupiah bahkan terus tertekan 0,45% ke level Rp13.368 per dolar AS pada pukul 08:10 WIB.
Pada pk. 08:34 WIB rupiah melemah 0,34% ke Rp13.353 per dolar AS, dan bergerak di kisaran 13.301-13.370.
Pada perdagangan pagi di awal pekan ini, mata uang Asia Tenggara kompak memerah. Dolar Singapura (-0,26%), peso Filipina (-0,31%), ringgit Malaysia (-0,43%), Thailand (-0,26%), dan rupiah melemah 0,32% ke Rp13.350 per dolar AS.
NH Korindo Securities Indonesia dalam risetnya mengemukakan, laju rupiah akan berada di bawah level support 13.338, yakni Rp13.345-13.330 (kurs tengah BI). Menurutnya, adanya sentimen negatif dapat membuat pelemahan rupiah berlanjut.
“Kami masih berharap rilis data-data ekonomi di pekan ini, terutama data-data ekonomi dari dalam negeri dapat menahan pelemahan yang terjadi saat ini. Namun demikian, kembali kami ingatkan jika diasumsikan sentimen positif tidak ada maka tetap antisipasi dan cermati setiap sentimen yang dirilis,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Laju rupiah pekan lalu masih bertengger di zona merah, seiring masih melemahnya laju Euro. Maraknya pemberitaan terkait belum adanya kejelasan perundingan proposal baru antara Yunani dan IMF memberikan ketidakpastian membuat pelaku pasar lebih memilih mengamankan posisi.
“Tidak hanya itu, belum jelasnya kebijakan pelonggaran moneter di Tiongkok turut membuat Yuan melemah dan berimbas negatif pada rupiah,” ujarnya
Artikel ini ditulis oleh: