Jakarta, Aktual.co — Mantan Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono hadiri diskusi “Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Manusia Indonesia Progresif” di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (25/4).
“Saya ingin menyampaikan pidato kunci dengan judul jalan menjadi negara maju dengan mengangkat pikiran Sutan Takdir Alisjahbana yakni aktualisasi pemikiran STA di abad 21,” ujar Susilo Bambang Yudhoyono, di Unas, Jakarta, Sabtu (25/4).
Kemudian, lanjutnya, terkait tema Revolusi Mental STA ia sedikit menyinggung Revolusi Mental milik Presiden Joko Widodo.
“Revolusi mental Jokowi pada masa kampanye pemilu mendapat respon sana sisni,” katanya
SBY menuturkan, revolusi mental pernah hidup abad ke 18 oleh tiga tokoh Hegel, Karl Max dan Frederich Angle yang mengangkat revolusi mental yang sebenarnya adalah sebuah fundamental ajaran marxisme yang jadi komunisme.
Intinya, lanjut SBY, yang harus di revolusi mental kaum proletar agar jadi progresif yang bisa meniadakan struktur penindasan.
“Kemudian Jokowi mengangkat revolusi mental. Apa maksudnya ? Saya baca tulisan beliau, saya pahami yang dimaksudkan Jokowi tentang revolusi mental tidak sama sebenarnya dengan yang dicetuskan Marx Hegek dan Angle,” kata SBY
SBY menuturkan Jokowi merubah karakter revolusi mental. Ia mengakui memang ada satu dua hal yang berbeda dengan pemikirannya. Namun, SBY mengatakan dirinya menghormati pemikiran Jokowi, bahwa itu merupakan revolusi mental ala Jokowi.
“Kan ada istilah sesama bus kota dilarang mendahului,” canda SBY
Sementara itu, terkait revolusi mentak ala STA, ia menyebut ada tranfsormasi kebudayaan, tekhnologi dan ekonomi.
“Yang kita tuju adalah masyarakat yang baik masyarakat maju, dan pemerintahan yang baik,” kata dia.
Pada acara tersebut, SBY hadir tepat pukul 09.30 WIB didampingi Ani Yudhoyono.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby














