Jakarta, Aktual.co — Warga Kabupaten Lebak, Banten, diminta mewaspadai banjir dan longsor menyusul meningkatnya curah hujan memasuki masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau di daerah itu.
“Peringatan imbauan ini guna mencegah korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi saat dihubungi, Jumat (24/4).
Berdasarkan laporan, BMKG Serang diprakirakan alami intensitas curah selama sepekan kedepan meningkat, sehingga berpotensi menimbulkan banjir dan longsor.
Sebab wilayah Kabupaten Lebak tofografinya perbukitan dan daerah aliran sungai (DAS).
Intensitas curah hujan tinggi itu terjadi sepanjang Kamis (23/4) hingga Jumat (24/4) malam masih melanda wilayah Kabupaten Lebak.
Bahkan, sekitar 330 rumah di delapan desa di Kecamatan Banjarsari terendam banjir setinggi 1-1,5 meter.
Banjir yang melanda perkampungan warga itu akibat meluapnya Sungai Ciliman dan Cimoyan setelah diguyur hujan seharian.
Mereka warga korban banjir terpaksa mengungsi karena curah hujan masih berlangsung.
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, yakni mereka berada di bantaran aliran sungai, perbukitan dan pegunungan sebaiknya meningkatkan kewaspadaan dini.
Sebab di daerah langganan bencana alam itu kerap terjadi jika hujan terus menerus.
“Kami minta warga khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir siaga serta waspada menghadapi masa pancaroba itu,” ujarnya.
Ia menyebutkan saat ini jumlah desa yang rawan banjir di Kabupaten Lebak tersebar di 42 desa dan longsor 44 desa di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah, Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.
Sebagian besar kondisi desa itu berada di DAS sungai, perbukitan dan pegunungan.
“Kami mengintruksikan kepada aparat kecamatan serta desa agar mewaspadai banjir dan longsoran itu,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: