Jakarta, Aktual.com – Tahun ajaran baru sudah di depan mata, sehingga para orang tua sudah harus siap-siap “mengorek-ngorek” kantong mereka sampai ke bagian dalam karena ada anaknya yang masuk TK, SD, SMP, SMA atau yang sederajat hingga perguruan tinggi. Belum lagi masyarakat mendengar hampir tiap hari terjadi tindak kejahatan mulai dari pemalakan hingga pembunuhan sadis seperti yang terjadi di Bali dan Ciledug, Tangerang.

Selain itu masyarakat kini sedang didera berbagai masalah misalnya menjelang Idul Fitri mendatang ini. Harga berbagai kebutuhan pokok mulai dari beras, cabai merah, daging ayam dan daging sapi terus melonjak harganya. Kemudian ada keputusan pemerintah untuk mengimpor berbagai komoditas seperti bawang merah.

Di tengah-tengah kehidupan yang kian memusingkan kepala itu, masyarakat tetap mendapat informasi tentang gonjang-ganjing di lingkaran satu Jokowi yakni pergantian beberapa menterinya.

Entah kebetulan atau tidak, pada hari Senin (29/6), Kepala Negara menerima mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Ma’arif dan dalam pertemuan itu dibahas berbagai masalah nasional termasuk kemungkinan dilakukannya reshuffle.

Usai pertemuan itu Syafii Ma’arif pun mengatakan carilah menteri yang bisa membantu Presiden. Jangan yang menjadi beban. Entah apa yang dimaksud dengan “menjadi beban ” itu. (Baca: Tudingan Mengarah ke Menteri Rini, Jokowi Diminta Tegas)

Kebiasaan mantan wali kota Solo dan mantan gubernur DKI Jakarta itu untuk memberikan jawaban yang “pelit” atau singkat jika ditanya wartawan tentang hal-hal yang bersifat politis atau strategis juga mengakibatkan rakyat sulit menduga-duga tentang berbagai kemungkinan yang bakal terjadi pada hari-hari mendatang.

Ketika ditanya tentang reshuffle, Presiden Joko Widodo baru-baru ini hanya berkata singkat, “Nanti ada waktunya”.

Akibat dari kalimat semacam ini, masyarakat termasuk politisi, pengamat politik semakin menunggu nunggu apakah pergantian segelintir menteri itu jadi atau tidak jadi dilakukan, siapa menteri barunya dan apakah pergantian itu bermanfaat atau berguna bagi kehidupan masyarakat atau tidak atau KIH ditambah KMP?

Artikel ini ditulis oleh: