Jakarta, Aktual.co — Organisasi perempuan Nadhatul Ulama (NU) Fatayat, menyoroti kurangnya peran perempuan dalam panggung nasional. Hal itu diserukan Fatayat NU dalam rangka memperingati hari lahir (harlah) ke-65.
“Prasyarat tersebut merupakan satu keniscayaan, karena perempuan bagian besar dari warga Indonesia dan merupakan elemen penting dan strategis yang harus terlibat dalam pembangunan bangsa,” ujar Ketua Fatayat NU, Ida Fauziah di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (24/4).
Data World Bank, 63 persen dari 28 juta penduduk miskin Indonesia, perempuan tinggal di pedesaan.
“Situasi ini merupakan dampak dari praktek dan pendekatan pembangunan selama ini yang masih menempatkan perempuan sebagai objek, bahkan kerap menjadi korban pembangunan,” sesal politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Atas dasar itu, Fatayat NU berkomitmen dan senantiasa berdiri di baris depan, guna mendorong terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender secara proporsional.
Sementara Ketua PBNU, Said Aqil Siroj berharap, melalui Harlah ke-65 ini, Fatayat NU dapat lebih berperan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.
“Fatayat NU harus dapat menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. Kita berharap warga NU termasuk Fatayat NU juga menjadi warga ber-adat dan berbudaya,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: