Petugas gabungan berusaha memadamkan api pesawat Hercules yang jatuh, di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/Rei/ama/15.

Semarang, Aktual.com – Keluarga Serda Nofik Setyo Budi, salah satu korban dari peristiwa jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI-AU, mulai menyiapkan penyambutan jenazah.

Rumah orang tua Nofik di Desa Jatibarang RT 01/ RW 01 Kedungpane Semarang, Jawa Tengah sejak lepas Magrib sudah didatangi para pelayat.

Warga setempat mulai memasang tenda dan kursi di depan rumah Nofik yang bercat kuning dengan toko kecil di sisi samping. Warga maupun kerabat datang silih berganti menemani keluarga duka yang ditinggalkan.

Hingga pukul 21.00Wib malam, beberapa teman Nofik tampak berdatangan. Sebagian besar merupakan rombongan pelajar Penerbad Semarang. Tanpa banyak berkata-kata, raut kesedihan terlihat jelas di wajah para pelayat.

Salah seorang kerabat Nofik, Sunardjo, mengatakan pihak keluarga sekitar pukul 19.39Wib dikabari kalau Nofik menjadi salah satu korban dari peristiwa nahas tersebut. Kabar disampaikan oleh petugas Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) Semarang.

Mereka mengabarkan Nofik masuk dalam salah satu daftar kru pesawat Hercules milik TNI/AD yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa (30/6) pukul 12.00 siang.

“Baru habis isya tadi banyak petugas dari Penerbad datang ke rumah. Intinya mengabarkan. Tapi kami masih menunggu kejelasannya, ” ujar dia.

Aris, kerabat lain menambahkan, Serda Nofik memang ditugaskan di Lanud TNI/AU di Lampung belum lama ini.

Sebelum kejadian ini, korban baru beberapa hari pulang ke rumah orang tuanya di Semarang, lalu bertugas kembali di Malang.

“Pulangnya kadang setahun sekali. Tidak mesti. Tapi baru beberapa hari lalu keliatan di rumah, ” ujar dia.

Di mata tetangga, Serda Nofik dikenal sebagai pribadi yang santun dan dekat dengan para tetangga. Tiap pulang ke rumah, bahkan yang bersangkutan kerap berkumpul dengan anak-anak muda di lingkungan tempat tinggalnya.

Kendati demikian, baik orangtua maupun keluarga dekat Serda Nofik enggan memberikan komentar kepada wartawan. Awak media diminta untuk tidak meliput karena kondisi keluarga yang masih terkejut.

“Silahkan pulang saja mas, jangan diliput sekarang, ” pinta salah seorang yang mengaku sepupu korban.

Setda Nofik merupakan satu dari 113 penumpang dan 12 awak pesawat yang jatuh di kawasan pemukiman dan toko di Jalan Ginting, Medan, pukul 12.00 WIB. Pesawat angkut tersebut jatuh sekitar dua menit setelah lepas landas dari Lanud Suwondo Medan. Hingga kini, pencarian korban jatuhnya pesawat masih terus dilakukan.

Artikel ini ditulis oleh: